Jakarta (Antara Kalbar) - Seorang remaja Pakistan mendapatkan banjir pujian dan penghormatan karena keberhasilannya mencegah pengebom bunuh diri yang menyerang sekolahnya.

Remaja itu bernama Aitzaz Hasan, berusia 15 tahun, yang sedang berada di luar sekolah bersama teman-temannya pada Senin (06/01) ketika melihat seorang pria dengan rompi berisi bahan peledak mendekat.

Pengebom dari kelompok ekstremis Taliban itu tidak dapat mendekati sekolahnya, karena  Hasan yang menahan pengebom..

Laporan-laporan menyebutkan teman-temannya lari ke dalam sekolah namun dia menahan penyerang yang meledakkan bom di rompinya,

Upaya penyerangan sekolah tersebut terjadi di Ibrahimzai, kawasan pemukiman umat Muslim Syiah di Pakistan barat laut. Saat itu sekitar 2.000 murid berada di sekolah.

"Putra saya membuat ibunya menangis, tapi membuat ratusan ibu tidak menangis untuk anak-anak mereka," tutur ayah Hasan, Mujahid Ali kepada koran Pakistan, Express Tribune.Hassan tewas di rumah sakit setelah pengebom itu meledakkan diri di gerbang sekolah. Tidak ada orang lain yang terluka  atau tewas dalam insiden itu.

Nasir Khan Durrani, kepala polisi Khyber Pakhtunkhwa menulis surat kepada menteri besar provinsi itu dan merekomendasikan agar Hassan mendapat penghargaan anumerta, demikian pernyataan polisi yang dipulikasikan, Kamis.

"Pengebom bunuh diri itu mencoba memasuki sekolah saat ratusan siswa tengah belajar. Aitzaz Hasan mengorbankan nyawanya dan menghentikan pengebom itu dengan gagah berani," kata pernyataan tersebut.

"Ia telah menyelamatkan nyawa ratusan siswa tak bersalah dengan keberaniannya yang luar biasa."
  
Pakistan mempunyai beberapa kategori penghargaan untuk sipil dan terserah kepada pemerintah, penghargaan kategori apa yang akan diberikan kepada Hassan.

Ayah Hassan, Mujahid Ali Bangash kepada AFP mengatakan, Kamis, ia tidak merasakan kesedihan namun justru bangga dengan kematian anak lelakinya.

"Banyak orang datang kepada saya, tapi jika mereka ingin menyatakan simpati, saya katakan pada mereka untuk memberi selamat karena menjadi ayah dari seorang syuhada," katanya.

"Saya akan lebih bahagia jika anak kedua saya juga mengorbankan diri untuk negara."
  
Media lokal menyebut Hassan sebagai seorang pahlawan, yang mati syahid, sementara media sosial menyerukan penganugerahaan penghargaan kepadanya.

Sebuah editorial di harian berbahasa Inggris Dawn, menyatakan bahwa keberanian Hassan seharusnya menjadi inspirasi bagi warga Pakistan lain dan menjadi pelajaran bagi pihak berwenang untuk berani berdiri menentang para ekstremis.



(AFP/Bbc/Zn)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014