Rancha Sycamore, Israel (Antara Kalbar/AFP) - Jenazah mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dimakamkan di tempat peternakannya di gurun Negev, Israel selatan, Senin, demikian dilaporkan seorang koresponden AFP.
Sharon meninggal Sabtu setelah mengalami koma selama delapan tahun pada puncak karir puluhan tahun dimana ia tidak saja dipuji sebagai pahlawan militer dan negarawan namun juga dicerca sebagai penjahat gila perang.
Ia meninggal dalam usia 85 tahun.
Delapan jendral militer membawa peti jenazah Sharon ke tempat pemakamannya di samping kuburan istri keduanya, sementara seorang penyanyi Yahudi melantunkan doa tradisional bagi almarhum.
Setelah melepaskan bendera biru putih Israel yang menghiasi peti jenazah itu, para jenderal tersebut menurunkannya ke lubang kuburan dan kemudian mulai menutupnya dengan tanah.
Sesuai dengan tradisi, seorang pendeta Yahudi militer menemui dua putra Shaon dan melakukan pemotongan simbolis pada masing-masing baju mereka sebagai tanda berkabung.
"Arik, sang komandan. Anda memiliki banyak gelar selama bertahun-tahun, namun saya rasa ini lah yang paling cocok bagi anda," kata Kepala Staf Letnan Jendral Benny Gantz di tempat pemakaman itu, dengan menggunakan nama panggilan Sharon.
"Prajurit dari berbagai generasi datang untuk memberikan penghormatan kepada anda untuk yang terakhir kali hari ini... Saya juga datang untuk memberikan penghormatan kepada anda," tambahnya.
Sharon, yang lahir di komunitas pertanian di sebelah utara Tel Aviv pada 1928, ingin dimakamkan di rumah keluarga di Tempat Peternakan atau Rancha Sycamore yang terletak hanya beberapa kilometer dari perbatasan dengan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
(M. Suratmadi)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Sharon meninggal Sabtu setelah mengalami koma selama delapan tahun pada puncak karir puluhan tahun dimana ia tidak saja dipuji sebagai pahlawan militer dan negarawan namun juga dicerca sebagai penjahat gila perang.
Ia meninggal dalam usia 85 tahun.
Delapan jendral militer membawa peti jenazah Sharon ke tempat pemakamannya di samping kuburan istri keduanya, sementara seorang penyanyi Yahudi melantunkan doa tradisional bagi almarhum.
Setelah melepaskan bendera biru putih Israel yang menghiasi peti jenazah itu, para jenderal tersebut menurunkannya ke lubang kuburan dan kemudian mulai menutupnya dengan tanah.
Sesuai dengan tradisi, seorang pendeta Yahudi militer menemui dua putra Shaon dan melakukan pemotongan simbolis pada masing-masing baju mereka sebagai tanda berkabung.
"Arik, sang komandan. Anda memiliki banyak gelar selama bertahun-tahun, namun saya rasa ini lah yang paling cocok bagi anda," kata Kepala Staf Letnan Jendral Benny Gantz di tempat pemakaman itu, dengan menggunakan nama panggilan Sharon.
"Prajurit dari berbagai generasi datang untuk memberikan penghormatan kepada anda untuk yang terakhir kali hari ini... Saya juga datang untuk memberikan penghormatan kepada anda," tambahnya.
Sharon, yang lahir di komunitas pertanian di sebelah utara Tel Aviv pada 1928, ingin dimakamkan di rumah keluarga di Tempat Peternakan atau Rancha Sycamore yang terletak hanya beberapa kilometer dari perbatasan dengan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
(M. Suratmadi)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014