Jakarta (Antara Kalbar) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah menjamin pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara bagi para wanita, khususnya bagi masyarakat yang sudah terdaftar menjadi peserta JKN.
"Program JKN yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah menjamin pemeriksaan IVA, papsmear, bahkan cryotherapy. Pemeriksaan dilakukan sekali dalam kurun waktu lima tahun," sebagaimana dikemukakan oleh Ekowati Direktur Pengandalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Ekowati Rahajeng, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ekowati menambahkan, bahwa program tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah untuk mengendalikan penyakit kanker di Indonesia melalui pentingnya deteksi dini.
"Menemukan penyakit lebih awal melalui deteksi dini, selain memperbesar peluang kesembuhan penderitanya, juga merupakan upaya yang lebih murah," kata Ekowati.
Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI per 20 Januari 2014, dari sekitar 36 juta perempuan di seluruh Indonesia dengan kisaran usia 30 hingga 50 tahun, baru 1,75 persen atau sekitar 600 ribu perempuan yang telah melakukan deteksi dini.
Dari data tersbeut, perempuan yang dinyatakan menderita kanker leher rahim sebanyak 840 orang (1,3 per 1000 penduduk) dan sementara perempuan yang memiliki benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk).
"Ini merupakan tantangan yang besar, mengingat target yang harus dicapai pada 2025 adalah 80% wanita. Kita tahu, untuk meyakinkan wanita untuk mau memeriksakan diri tentu tidak mudah," kata Ekowati.
Lebih lanjut, Ekowati menyatakan bahwa terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini kanker leher rahim dan payudara seperti rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker serta ketakutan para wanita terhadap pemeriksaan, belum adanya program deteksi dini massal yang terorganisasi secara maksimal, tidak mendapatkan ijin dari suami, serta faktor kultur di masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Program JKN yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah menjamin pemeriksaan IVA, papsmear, bahkan cryotherapy. Pemeriksaan dilakukan sekali dalam kurun waktu lima tahun," sebagaimana dikemukakan oleh Ekowati Direktur Pengandalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Ekowati Rahajeng, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ekowati menambahkan, bahwa program tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah untuk mengendalikan penyakit kanker di Indonesia melalui pentingnya deteksi dini.
"Menemukan penyakit lebih awal melalui deteksi dini, selain memperbesar peluang kesembuhan penderitanya, juga merupakan upaya yang lebih murah," kata Ekowati.
Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI per 20 Januari 2014, dari sekitar 36 juta perempuan di seluruh Indonesia dengan kisaran usia 30 hingga 50 tahun, baru 1,75 persen atau sekitar 600 ribu perempuan yang telah melakukan deteksi dini.
Dari data tersbeut, perempuan yang dinyatakan menderita kanker leher rahim sebanyak 840 orang (1,3 per 1000 penduduk) dan sementara perempuan yang memiliki benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk).
"Ini merupakan tantangan yang besar, mengingat target yang harus dicapai pada 2025 adalah 80% wanita. Kita tahu, untuk meyakinkan wanita untuk mau memeriksakan diri tentu tidak mudah," kata Ekowati.
Lebih lanjut, Ekowati menyatakan bahwa terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini kanker leher rahim dan payudara seperti rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker serta ketakutan para wanita terhadap pemeriksaan, belum adanya program deteksi dini massal yang terorganisasi secara maksimal, tidak mendapatkan ijin dari suami, serta faktor kultur di masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014