Jakarta (Antara Kalbar) - Pemilih mengambang atau "Swing Voters" mendominasi kelas menengah di Tanah Air, demikian hasil survei Alvara Research Center yang dilakukan sepanjang 16 hingga 30 Januari di 12 kota di Tanah Air.
"Persentase pemilih mengambang mencapai 27,1 persen," ujar peneliti Alvara Research Center Hasanuddin Ali di Jakarta, Kamis.
Pemilih mengambang adalah pemilih yang mengikuti kemana arah suara kebanyakan mengalir. Mereka memilih partai atau calon pemimpin karena mengikuti kebanyakan orang, kata Hasanuddin Ali.
"Pemilih mengambang atau pemilih galau cenderung tidak loyal terhadap partai tertentu".
Survei Yang dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada responden tersebut juga menyebutkan ada empat tipe pemilih kelas menengah.
Keempat tipe tersebut yakni pemilih mengambang, pemilih cerdas, pemilih cuek, dan pemilih konservatif,kata Hasanuddin.
"Pemilih cerdas mencapai 25,1 persen. Pemilih ini cenderung rasional dalam menentukan partai atau kandidat tertentu".
Kemudian pemilih cuek atau apatis yang mencapai 25,1 persen. Tipe pemilih seperti itu masih bimbang dan belum menentukan partai mana yang dipilih pada pemilu 2014.
Pemilih konservatif mencapai 22,7 persen. Pemilih tersebut cenderung memilih partai atau kandidat yang memiliki latar belakang agama.
Hasil survei tersebut juga menyebutkan PDI Perjuangan merupakan partai yang melekat di benak pemilih atau dengan persentase 39,2 persen.
Disusul dengan Partai Golkar 18,1 persen dan Partai Demokrat 11,9 persen.
Untuk kandidat, popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak terbendung.
Popularitas Joko Widodo yang mencapai 90,7 persen, Aburizal Bakrie yang meraih 83,4 persen dan Prabowo Subianto mencapai 82,4 persen.
Dari sisi elektabilitas Jokowi meraih 42,5 persen, disusul dengan Prabowo dengan nilai 13,7 persen dan Aburizal Bakrie yang meraih 7,9 persen.
Dibandingkan dengan survei serupa pada Agustus 2013, elektabilitas Jokowi semakin menguat, Prabowo mengalami penurunan dan Aburizal Bakrie mengalami stagnansi.
(A.F. Firman)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Persentase pemilih mengambang mencapai 27,1 persen," ujar peneliti Alvara Research Center Hasanuddin Ali di Jakarta, Kamis.
Pemilih mengambang adalah pemilih yang mengikuti kemana arah suara kebanyakan mengalir. Mereka memilih partai atau calon pemimpin karena mengikuti kebanyakan orang, kata Hasanuddin Ali.
"Pemilih mengambang atau pemilih galau cenderung tidak loyal terhadap partai tertentu".
Survei Yang dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada responden tersebut juga menyebutkan ada empat tipe pemilih kelas menengah.
Keempat tipe tersebut yakni pemilih mengambang, pemilih cerdas, pemilih cuek, dan pemilih konservatif,kata Hasanuddin.
"Pemilih cerdas mencapai 25,1 persen. Pemilih ini cenderung rasional dalam menentukan partai atau kandidat tertentu".
Kemudian pemilih cuek atau apatis yang mencapai 25,1 persen. Tipe pemilih seperti itu masih bimbang dan belum menentukan partai mana yang dipilih pada pemilu 2014.
Pemilih konservatif mencapai 22,7 persen. Pemilih tersebut cenderung memilih partai atau kandidat yang memiliki latar belakang agama.
Hasil survei tersebut juga menyebutkan PDI Perjuangan merupakan partai yang melekat di benak pemilih atau dengan persentase 39,2 persen.
Disusul dengan Partai Golkar 18,1 persen dan Partai Demokrat 11,9 persen.
Untuk kandidat, popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak terbendung.
Popularitas Joko Widodo yang mencapai 90,7 persen, Aburizal Bakrie yang meraih 83,4 persen dan Prabowo Subianto mencapai 82,4 persen.
Dari sisi elektabilitas Jokowi meraih 42,5 persen, disusul dengan Prabowo dengan nilai 13,7 persen dan Aburizal Bakrie yang meraih 7,9 persen.
Dibandingkan dengan survei serupa pada Agustus 2013, elektabilitas Jokowi semakin menguat, Prabowo mengalami penurunan dan Aburizal Bakrie mengalami stagnansi.
(A.F. Firman)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014