Jakarta (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan penyebab ledakan di gudang amunisi Komando Pasukan Katak di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, diduga bahan peledak atau TNT.
"Di gudang senjata tak hanya amunisi ringan untuk senjata khusus Kopaska, tetapi juga ada bahan peledak, seperti TNT. Namun demikian, kami masih melakukan penyelidikan," kata Untung saat jumpa pers, di Pondok Dayung, Jakarta Utara, Rabu.
Ia mengaku TNI AL telah menjalin kerja sama dengan Mabes Polri untuk menyelidiki penyebab ledakan itu. Namun, hasil investigasi penyebab ledakan tak akan muncul dalam waktu dekat karena untuk memulai investigasi sendiri harus menunggu kondisi di lokasi aman.
"Di sekitar gudang asap masih pekat. Sekitar 2-3 hari ke depan belum bisa diakses," katanya.
Di tempat terpisah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jumlah korban ledakan amunisi sekitar 87 orang, yang semuanya merupakan anggota TNI AL.
Dari jumlah itu, 15 orang sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan. Sementara sisanya, 72 orang, masih menjalani perawatan di rumah sakit terpisah. Data ini juga termasuk satu korban meninggal dan juga satu lainnya yang masih kritis.
Menurut Iskandar, para korban rata-rata terkena pecahan genteng dan kayu dari gudang amunisi yang meledak tersebut. Ada yang terkena di bagian dada, kepala, dan perut. Sementara itu, penyebab ledakan masih dalam investigasi pihak TNI, namun demikian diduga ledakan itu dipicu percikan api dari hubungan pendek arus listrik yang mengenai amunisi.
(M.M. Astro)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Di gudang senjata tak hanya amunisi ringan untuk senjata khusus Kopaska, tetapi juga ada bahan peledak, seperti TNT. Namun demikian, kami masih melakukan penyelidikan," kata Untung saat jumpa pers, di Pondok Dayung, Jakarta Utara, Rabu.
Ia mengaku TNI AL telah menjalin kerja sama dengan Mabes Polri untuk menyelidiki penyebab ledakan itu. Namun, hasil investigasi penyebab ledakan tak akan muncul dalam waktu dekat karena untuk memulai investigasi sendiri harus menunggu kondisi di lokasi aman.
"Di sekitar gudang asap masih pekat. Sekitar 2-3 hari ke depan belum bisa diakses," katanya.
Di tempat terpisah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jumlah korban ledakan amunisi sekitar 87 orang, yang semuanya merupakan anggota TNI AL.
Dari jumlah itu, 15 orang sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan. Sementara sisanya, 72 orang, masih menjalani perawatan di rumah sakit terpisah. Data ini juga termasuk satu korban meninggal dan juga satu lainnya yang masih kritis.
Menurut Iskandar, para korban rata-rata terkena pecahan genteng dan kayu dari gudang amunisi yang meledak tersebut. Ada yang terkena di bagian dada, kepala, dan perut. Sementara itu, penyebab ledakan masih dalam investigasi pihak TNI, namun demikian diduga ledakan itu dipicu percikan api dari hubungan pendek arus listrik yang mengenai amunisi.
(M.M. Astro)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014