Pontianak (Antara Kalbar) - Pelaksanaan kegiatan tahunan "Earth Hour" di Kota Pontianak akan melibatkan kalangan pengurus RT agar lebih memperluas keterlibatan masyarakat dalam mengurangi penggunaan energi listrik selama satu jam.

"Ini bukan kegiatan selebrasi semata, tetapi bagaimana mengubah perilaku masyarakat agar lebih sadar penggunaan energi," kata Koordinator Kota "Earth Hour" Pontianak, Maria Theresia di Pontianak, Rabu.

Puncak kegiatan Earth Hour di Kota Pontianak akan dipusatkan di Tugu Deugulis, pada Sabtu (29/3). Menurut Maria Theresia, konsepnya tidak lagi dengan memasang lilin dan membentuk konfigurasi angka 60.

Namun masyarakat dapat menempel foto di tempat yang bakal disediakan. Foto tersebut berisi tentang kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan.

Sementara pada saat menjelang hitung mundur dan Earth Hour dimulai, peserta dapat menghidupkan lampu di telepon seluler masing-masing.

Kemudian, puncaknya dengan melepas lampion untuk terbang ke angkasa.

"Konsep yang dikedepankan, adalah tentang daur ulang. Bagaimana memanfaatkan barang bekas untuk diolah menjadi sesuatu yang berguna, bahkan bernilai jual," kata dia.

Hermayani Putera, Koordinator Regional Kalimantan WWF Indonesia menambahkan, pada tahun lalu, PLN dapat berhemat sekitar 6 MW atau setara dengan kebutuhan bahan bakar senilai Rp200 juta.

"WWF melihat perkembangan dari tahun ke tahun atas program ini. Dan tahun ini, ada 32 kota yang sudah mengonfirmasi untuk turut serta," kata dia.

Di Pontianak, tahun lalu diikuti 62 komunitas yang tersebar dari berbagai daerah.

Zulkifli dari Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Pontianak mengatakan, Pemkot Pontianak siap mendukung program tersebut dan akan mematikan lampu 60 menit.

"Kami juga sosialisasi ke lurah, camat, dan masyarakat, agar ikut berhemat energi. Misal penggunaan air secukupnya, lampu, mesin air dikurangi, dan sebagainya, serta dengan melibatkan kalangan sekolah," kata dia.

Ia mengakui sulit untuk mengubah pola pikir masyarakat. "Sehingga dibutuhkan peran serta semua pihak, termasuk melibatkan kalangan pengurus RT," kata Zulkifli.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014