Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat Abdul Manaf Mustafa mengatakan, saat ini terjadi kelebihan produksi untuk daging dan telur ayam di provinsi itu.

"Dibutuhkan industri pengolahan daging ayam untuk menampung kelebihan produksi," kata Abdul Manaf di Pontianak, Minggu.

Namun, lanjut dia, investasi di sektor tersebut terhambat oleh pasokan listrik yang terbatas.

"Banyak investor yang akhirnya mundur karena pasokan listrik terbatas," ujar dia.

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, ayam petelur di Kalbar sebanyak 3,4 juta ekor.

Setiap hari, produksi telur yang dihasilkan mencapai 100 ton. Sedangkan daya serap di Kalbar dalam satu bulan berkisar 2.400 ton.

"Artinya, terjadi kelebihan produksi yang biasanya dikirim keluar daerah," kata Abdul Manaf.

Namun harga jual juga menurun karena stok yang berlimpah. Titik impas untuk usaha produksi telur sebesar Rp17 ribu per kilogram.

Biaya produksi terus menaik karena harga pakan, obat-obatan naik. Peternak juga harus membeli air bersih sebab air sungai payau akibat minimnya curah hujan.

Sementara untuk daging ayam, produksi sebulan mencapai 7 juta ekor namun serapan hanya 5 juta ekor.

Salah satu upaya untuk mengantisipasi kelebihan produksi adalah dengan menyiapkan infrastruktur pengolahan daging ayam.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014