Singkawang (Antara Kalbar) - Sejumlah kerajinan tangan yang dibuat dari barang bekas yang dibuat oleh siswa di SDN 2 Singkawang Timur menarik minat warga asing untuk dijadikan oleh-oleh.
Blandina, guru pendamping siswa SDN 2 Singkawang Timur, di Singkawang, Rabu mengatakan, mereka menilai kerajinan yang berasal dari barang bekas tersebut unik dan mempunyai kekhasan tersendiri.
"Misalnya dari Malaysia, mereka langsung membeli ratusan gantungan kunci yang dibuat dari botol bekas," kata dia.
Selain gantungan kunci, siswa yang dibimbing para guru di sekolah tersebut juga membuat kerajinan dari barang bekas atau sisa tanaman.
Ada sebuah hiasan dinding berukuran satu kali dua meter yang dibuat dari sedotan. Beragam sedotan berwarna-warni yang dirangkai seperti tikar membuat tampilan yang menarik.
Atau tas yang dibuat dari sisa kertas koran yang dianyam dan diperkuat dengan bahan tambahan.
"Ada juga bakul, keranjang, serta bunga dari plastik bekas," katanya.
Di sekolah tersebut terdapat tim penebar, yakni guru yang telah mendapat pelatihan sebagai pembina untuk sekolah harmoni hijau.
Sekolah tersebut merupakan bagian dari sekolah yang telah menerapkan pendidikan dengan metode pembelajaran, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) sejak tahun 2010.
Guru yang mengikuti program ini adalah mereka yang berkomitmen dan dilatih oleh Wahana Visi Indonesia Kantor Operasional Singkawang.
Mereka disebut sebagai Tim Penebar atau Master Teacher. Blandina termasuk salah satunya.
Semula ada 80 guru yang mendapat pelatihan tersebut namun kemudian berkurang karena proses seleksi alam terhadap komitmen dan semangat serta dukungan.
Membuat kerajinan tangan dari barang bekas dan sisa tanaman sebagian kegiatan lain di SDN 2 Singkawang Timur. Siswa juga diajak menanam berbagai macam pohon, dan mengembangkan ide-ide kreatif yang menarik.
SDN 2 Singkawang Timur berada di areal pinggiran Kota Singkawang yang dikelilingi kawasan perbukitan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Blandina, guru pendamping siswa SDN 2 Singkawang Timur, di Singkawang, Rabu mengatakan, mereka menilai kerajinan yang berasal dari barang bekas tersebut unik dan mempunyai kekhasan tersendiri.
"Misalnya dari Malaysia, mereka langsung membeli ratusan gantungan kunci yang dibuat dari botol bekas," kata dia.
Selain gantungan kunci, siswa yang dibimbing para guru di sekolah tersebut juga membuat kerajinan dari barang bekas atau sisa tanaman.
Ada sebuah hiasan dinding berukuran satu kali dua meter yang dibuat dari sedotan. Beragam sedotan berwarna-warni yang dirangkai seperti tikar membuat tampilan yang menarik.
Atau tas yang dibuat dari sisa kertas koran yang dianyam dan diperkuat dengan bahan tambahan.
"Ada juga bakul, keranjang, serta bunga dari plastik bekas," katanya.
Di sekolah tersebut terdapat tim penebar, yakni guru yang telah mendapat pelatihan sebagai pembina untuk sekolah harmoni hijau.
Sekolah tersebut merupakan bagian dari sekolah yang telah menerapkan pendidikan dengan metode pembelajaran, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) sejak tahun 2010.
Guru yang mengikuti program ini adalah mereka yang berkomitmen dan dilatih oleh Wahana Visi Indonesia Kantor Operasional Singkawang.
Mereka disebut sebagai Tim Penebar atau Master Teacher. Blandina termasuk salah satunya.
Semula ada 80 guru yang mendapat pelatihan tersebut namun kemudian berkurang karena proses seleksi alam terhadap komitmen dan semangat serta dukungan.
Membuat kerajinan tangan dari barang bekas dan sisa tanaman sebagian kegiatan lain di SDN 2 Singkawang Timur. Siswa juga diajak menanam berbagai macam pohon, dan mengembangkan ide-ide kreatif yang menarik.
SDN 2 Singkawang Timur berada di areal pinggiran Kota Singkawang yang dikelilingi kawasan perbukitan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014