Sekadau  (Antara Kalbar) - Heribertus Sri Wahyudi, sudah 3 tahun ini mencoba memanfaatkan lahan di sekitar halaman rumahnya yang hanya hamparan pasir akibat pertambangan emas tanpa ijin (PETI) dengan menanam budidaya buah naga.

Perjalanan menanam buah naga oleh pemuda yang pernah merantau di negeri Jepang itu pada awalnya tak berjalan mulus. Pasalnya setiap berbunga, tanaman buah naga tersebut kemudian mengugurkan bunganya  sehingga tak sempat menjadi buah.

Beberapa kali bunga yang sudah mulai mekar di kebunnya yang berlokasi di Sei Ayak, Belitang Hilir, Sekadau  itu harus berguguran sebelum dsempat menjadi buah.

Tak patah arang, setahun belakangan lokasi penanaman pun dipindah, namun  masih di sekitar rumahnya juga. Dengan cara yang sama perawatannya, berkat ketekunan serta keuletannya, akhirnya bunganya tidak berguguran dan panen buah naga berhasil dilakukannya. Meski ada keterbatasan bibit, namun buah naga yang telah dipanen tidak kurang 20-an kg dan sudah laku terjual di pasar Sungai Ayak yang jauhnya sekitar 700 meter dari rumahnya..

"Awalnya coba-coba saja, karena di negara asalnya, tanaman itu tumbuh di pasir, dan di sekitar rumah ada tanah yang pernah dikerjakan buat tambang emas, sekarang tinggal pasir, nah dari itu ide muncul dan dicoba sekaligus dikerjakan. Dulu kita coba tanam yang merah marun, gagal. Dan sekarang jenis merah muda, berhasil juga sudah ada dilempar ke pasar," lanjutnya.

Pantauan di lapangan selain menanam buah naga, Yudi juga bercocok tanam sawi, cabe serta sayuran lainnya di perkarangan rumah dan kini merambah ke lokasi pasir. Hal itu tentulah dengan kerja keras dan ekstra sehingga bisa membuahkan hasil.

Untuk lokasi penanaman tentulah tidak bisa main tanam saja, karena harus dibuat lubang dan kemudian dimasukan tanah bercampur pupuk kandang, sesudah itu didiamkan kurang lebih seminggu baru bisa ditanami sayuran.

"Dari awal tumbuh hingga berbuah itu memakan waktu 7 bulan dan bisa saja tak jadi tergantung cuaca. Sementara dari bunga menjadi buah dan masak rata-rata 45 hari baru bisa dipanen, rata-rata satu pohon bisa panen 3-5 buah dengan berat buah rata-rata 3-6 ons. Tujuannya tak ada lain agar mata tak melihat tempat yang gersang dan tandus, maka untuk hijau kembali tentu harus dengan kerja keras," lanjutnya.

Yudi melanjutkan, sejauh ini tidak ada masalah dan semoga tetap baik-baik saja. Selama penanaman hanya dua kali saja pemupukan sekaligus timbun tanah lagi, ya kedalaman tanah rata-rata 30 cm saja dan dengan diameter 75 cm sekaligus jarak tanam rata-rata 4 x 4 karena tengah kita manfaatkan untuk menanam sayuran. Sementara yang sudah berbunga ada 18 pohon dan yang baru tanam ada 48 pokok, karena penanaman yang tidak serentak, hasil panen nanti juga sama tidak serentak.

"Tak ada perawatan yang ekstra, pohon buah naga ini termasuk bukan tanaman yang cerewet tumbuh dan berbuah. Rencana ke depan masih tetap nambah lagi tanaman buah naga dengan sistem tanaman tumpang sari bersama cabe, sawi dan sayuran lainnya," paparnya sembari menyuguhkan buah yang sudah masak.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014