Pontianak (Antara Kalbar) - Perusahaan asal Belanda mengajukan permintaan minyak tengkawang asal Provinsi Kalimantan Barat untuk dijadikan bahan baku pembuatan kosmetik dan farmasi.
"Permintaan itu dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan pabrik farmasi dan kosmetik," kata peneliti dan Koordinator Proyek Tengkawang di Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Kementerian Kehutanan, Dr Rizki Maharani di Pontianak, Rabu.
Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa di tingkat global potensi pasar tengkawang sangat besar dan terbuka lebar. "Mungkin nilainya mencapai miliar dolar per tahun," ujar Rizki yang mengambil gelar doktor di Jepang itu.
Namun, selama ini petani dan Indonesia kurang diuntungkan dari penjualan tengkawang. Meski tengkawang tersebar dan berlimpah di Kalbar, penjualan lebih didominasi negara lain seperti Singapura atau Malaysia.
"Dari Kalbar dikirim ke Singapura atau Malaysia, baru dikirim lagi ke negara tujuan," katanya.
Ia melanjutkan, untuk itu dibutuhkan konsep menyeluruh agar petani dan Indonesia diuntungkan dari perdagangan tersebut.
"Permintaan langsung dari Belanda, adalah peluang yang harus segera ditangkap dan ditindaklanjuti," katanya.
Saat ini, Balai Besar Penelitian Dipterokarpa tengah mengembangkan anakan tengkawang unggul yang bakal panen diprediksi lebih cepat.
Selain itu, masyarakat di tingkat petani juga diajarkan cara mengolah buah tengkawang agar menghasilkan minyak tengkawang berkualitas baik. "Harga jualnya pun jauh lebih baik kalau dibanding menjual buah saja," katanya.
Ia mencontohkan saat panen raya, buah tengkawang terkadang dijual dengan harga Rp1.000,- sampai Rp5.000 per kilogram. Sementara panen yang terjadi satu tahun sekali, satu pohon hanya menghasilkan 16 kilogram.
"Nilainya menjadi sangat tidak ekonomis bagi petani. Belum lagi penampung skala industri yang hanya satu di Kalbar sehingga terkesan monopoli dan mudah memainkan harga," kata dia.
Di Singapura, harga satu kilogram buah bisa mencapai 10 dolar Singapura.
Rizki Maharani menambahkan, di Kabupaten Bengkayang, petani dapat mengolah minyak tengkawang dan dikemas di dalam tabung bambu yang nilainya ratusan ribu rupiah.
"Jadi nanti pengembangan tengkawang, selain menyasar petani, juga untuk skala industri," ujar dia.
***2***
T011
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014