Depok (Antara Kalbar) - TNI Angkatan Laut akan menggeser kapal perangnya yang berada di Natuna untuk melakukan pengawasan di perairan Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, terkait pembangunan mercusuar oleh pihak Malaysia.
"Kami akan geser kapal perang TNI AL dari Natuna ke perairan Tanjung Datuk," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai memberikan kuliah umum bertema Peran Perguruan Tinggi dalam Ketahanan dan Pertahanan RI dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Selasa.
Kendati demikian, pihaknya akan melakukan pengecekan lebih detail apakah pembangunan mercusuar oleh pihak Malaysia itu masuk wilayah Indonesia atau bukan, apakah masuk wilayah abu-abu atau apakah itu masuk wilayah Malaysia.
"Kalau masuk wilayah abu-abu akan kami protes, tidak boleh ada kegiatan apapun di sana. Sekarang ini sedang dicek," kata Moeldoko.
Secara administrasi, dirinya akan membuat surat ke Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sebagai bentuk protes kepada Malaysia. Panglima TNI juga tengah memikirkan dihadirkan kekuatan di perairan Tanjung Datok.
Di tempat terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan pihaknya akan mengirimkan satu pesawat patroli dan kapal perangnya untuk melakukan pemantauan di perairan Tanjung Datuk.
"Saat ini kami sedang konfirmasi. Kami kirim kapal perang dan pesawat patroli untuk melakukan pemantauan di sana. Saat ini masih dalam tahap perundingan. Soal batas wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia belum tuntas," katanya.
a mengatakan, perundingan dengan Malaysia sudah ke 26 tentang batas wilayah Indonesia dan Malaysia, saat ini juga belum tuntas."Kami sudah informasikan masalah ini ke Panglima TNI," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kami akan geser kapal perang TNI AL dari Natuna ke perairan Tanjung Datuk," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai memberikan kuliah umum bertema Peran Perguruan Tinggi dalam Ketahanan dan Pertahanan RI dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Selasa.
Kendati demikian, pihaknya akan melakukan pengecekan lebih detail apakah pembangunan mercusuar oleh pihak Malaysia itu masuk wilayah Indonesia atau bukan, apakah masuk wilayah abu-abu atau apakah itu masuk wilayah Malaysia.
"Kalau masuk wilayah abu-abu akan kami protes, tidak boleh ada kegiatan apapun di sana. Sekarang ini sedang dicek," kata Moeldoko.
Secara administrasi, dirinya akan membuat surat ke Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sebagai bentuk protes kepada Malaysia. Panglima TNI juga tengah memikirkan dihadirkan kekuatan di perairan Tanjung Datok.
Di tempat terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan pihaknya akan mengirimkan satu pesawat patroli dan kapal perangnya untuk melakukan pemantauan di perairan Tanjung Datuk.
"Saat ini kami sedang konfirmasi. Kami kirim kapal perang dan pesawat patroli untuk melakukan pemantauan di sana. Saat ini masih dalam tahap perundingan. Soal batas wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia belum tuntas," katanya.
a mengatakan, perundingan dengan Malaysia sudah ke 26 tentang batas wilayah Indonesia dan Malaysia, saat ini juga belum tuntas."Kami sudah informasikan masalah ini ke Panglima TNI," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014