Manila (Antara Kalbar) - Pemerintah Indonesia telah mengirimkan pesan yang jelas dan tegas kepada Malaysia terkait sengketa di perairan Tanjung Datok, Kabupaten Sambas.
"Kita sudah mengirim pesan yang jelas dan tegas kepada Malaysia, mari kita selesaikan dengan serius, Indonesia sangat serius, kita tidak perlu menggunakan cara lain apalagi kekuatan militer tapi harus serius. Ini semangat kita," kata Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers di Manila, Sabtu, menjelang bertolak kembali ke tanah air.
Terkait Tanjung Datok, Presiden mengatakan bahwa berdasarkan laporan Menko Polhukam, Malaysia ingin membangun mercusuar untuk kepentingan keselamatan pelayaran dan navigasi.
"Tetapi karena Tanjung Datok itu masih menjadi wilayah yang dipersengketakan tentunya tidak baik kalau membangun begitu saja," katanya.
Oleh karena itu, kata Presiden, Indonesia mengundang pertemuan untuk membahas hal itu.
"Yang saya ketahui sudah dihentikan pembangunan itu dan kalau dibutuhkan pembangunan mercusuar untuk keselamatan pelayaran, untuk kepentingan navigasi khususnya saat cuaca buruk, kita bisa bangun bersama, Indonesia Malaysia,... dan tidak boleh ada identitas negara," katanya seraya menambahkan bahwa Malaysia memberikan respon positif.
Presiden kembali menegaskan bahwa Indonesia akan menyelesaikan setiap sengketa perbatasan secara damai melalui saluran politik dan diplomasi selaras dengan hukum internasional.
"Niat baik Indonesia seperti ini jangan disia-siakan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kita sudah mengirim pesan yang jelas dan tegas kepada Malaysia, mari kita selesaikan dengan serius, Indonesia sangat serius, kita tidak perlu menggunakan cara lain apalagi kekuatan militer tapi harus serius. Ini semangat kita," kata Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers di Manila, Sabtu, menjelang bertolak kembali ke tanah air.
Terkait Tanjung Datok, Presiden mengatakan bahwa berdasarkan laporan Menko Polhukam, Malaysia ingin membangun mercusuar untuk kepentingan keselamatan pelayaran dan navigasi.
"Tetapi karena Tanjung Datok itu masih menjadi wilayah yang dipersengketakan tentunya tidak baik kalau membangun begitu saja," katanya.
Oleh karena itu, kata Presiden, Indonesia mengundang pertemuan untuk membahas hal itu.
"Yang saya ketahui sudah dihentikan pembangunan itu dan kalau dibutuhkan pembangunan mercusuar untuk keselamatan pelayaran, untuk kepentingan navigasi khususnya saat cuaca buruk, kita bisa bangun bersama, Indonesia Malaysia,... dan tidak boleh ada identitas negara," katanya seraya menambahkan bahwa Malaysia memberikan respon positif.
Presiden kembali menegaskan bahwa Indonesia akan menyelesaikan setiap sengketa perbatasan secara damai melalui saluran politik dan diplomasi selaras dengan hukum internasional.
"Niat baik Indonesia seperti ini jangan disia-siakan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014