Ngabang (Antara Kalbar)  - Usulan Rumah Tahanan Negera (Rutan) Klas IIB Landak kepada PLN agar jaringan listrik dikhususkan tampaknya belum terealisasi. Padahal, sering padamnya listrik rawan bagi warga binaan atau nara pidana di Rutan itu.

"Sudah lama kami ajukan dengan PLN. Katanya Surat perintah kerja (SPK) sudah ada, tapi sampai sekarang belum ada. Alasan PLN menunggu alat belum lengkap,"ungkap Kepala Rutan Landak Taufik Rachman kepada Antara, Senin (16/6).

Akibat listrik sering padam karena masih gabung jalur Serimbu. Selain untuk keamanan warga binaan, juga aktivitas kerja Rutan terganggu, mulai dari absen elektronik, internet juga tidak bisa apalagi jaringan telepon tidak masuk di daerah jalur Rutan.

"Jadi memang banyak kendala kami di Rutan. Sudah kami laporkan kepada Kanwil Kalbar. Soal masalah signal telekomunikasi," ujar Taufik.

Menurut Taufik, yang mendesak adalah masalah listrik. Karena pihak PLN sudah memberi jawaban akan diberi jaringan khusus pasca hari raya idul fitri tahun lalu. Tapi sampai sekarang memasuki mau lebaran 2014 juga belum terealisasi.

"Kami tidak tau apa masalahnya. Kalau nunggu alat kami juga tidak tau. Tapi saya lihat rumah penduduk depan Rutan listrik lancar, jadi tinggal dialih jaringan saja," ungkap Taufik.

Kondisi listrik di Rutan cukup memprihatin. Karena tegangan seperti tidak normal byar pet sehingga merusak lampu dan alat elektronik. Pihak Rutan terpaksa mengantisipasi dengan mengadaan mesin genset. "Cuman anggaran bayar listrik ditanggung negara. Kalau beli minyak solar tidak ada anggarannya, jadi ya memang berat juga," beber Taufik.

Ia menambahkan, jumlah penghuni Rutan Landak sebanyak 29 orang. Terdiri napi 21 orang dan tahanan 8 orang. Rutan Landak memang masih minim jumlah warga binaan, seriring belum adanya kantor pengadilan negeri dan masih di Mempawah.

"Kalau dilihat kapasitas Rutan Landak maksimal 150 orang. Cuma karena petugas kami hanya ada 20 orang, ya paling tidak warga binaan bisa 70-an orang. Rencana kami mau minta kirim dari Rutan Mempawah," ungkap Taufik.

Pewarta: Kundori

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014