Pontianak (Antara Kalbar) - Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Landak Kalimantan Barat mencatat jumlah penderita "human immunodeficiency syndrom/Acquired immonudeficiency syndrom" (HIV/AIDS) di daerah itu sepanjang tahun 2008 - 2014 ada 15 kasus meninggal dunia.
KPA Landak mencatat pada tahun 2008 penderita HIV/AIDS meninggal dunia terdapat lima orang, 2009 ada tiga orang, 2010 ada empat orang, 2011 ada satu orang, 2012 ada satu orang dan 2013 ada satu orang.
Ketua Pelaksana Komisi KPA Landak Vinsensius di Landak, Selasa mengatakan, untuk tahun 2014 ini sementara waktu belum ada terdeteksi penderita HIV/AIDS di Landak.
"HIV/AIDS ini merupakan fenomena gunung es. Artinya, bisa saja penderitanya sedikit dan bisa saja penderitanya banyak," ujar Vinsensius.
Vinsen mengaku, sejak KPA Landak dibentuk tahun 2008 lalu dan melekat di Bappeda Landak, memang mempunyai keterbatasan dalam penanganan HIV/AIDS ini.
"Kami masih mengalami keterbatasan, yaitu sulitnya menjangkau populasi kunci untuk mengidentifikasi kunci ini guna mengetahui apakah ada atau tidak penderita HIV/AIDS. Apalagi di Landak hanya memiliki satu VCT yakni di Puskesmas Mandor," ungkap Vinsensius didampingi sekretaris KPA Yohanes Ngalai.
Ia menambahkan, untuk ke depan paling tidak RSUD Landak memiliki VCT. "Ini untuk memudahkan pelayanan tentang HIV/AIDS," ucapnya.
KPA Landak memang terus proaktif memberikan sosialisasi bahaya HIV/AIDS ini.
"Hanya saja untuk melakukan pengetesan guna mengetahui apakah seseorang menderita HIV/AIDS atau tidak, kita keterbatasan tenaga dan anggaran," ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun tren penderita HIV/AIDS di Landak mengalami penurunan, tapi hal ini merupakan ancaman yang lebih besar lagi. "Jadi kita jangan terlalu bangga dengan tren menurun itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
KPA Landak mencatat pada tahun 2008 penderita HIV/AIDS meninggal dunia terdapat lima orang, 2009 ada tiga orang, 2010 ada empat orang, 2011 ada satu orang, 2012 ada satu orang dan 2013 ada satu orang.
Ketua Pelaksana Komisi KPA Landak Vinsensius di Landak, Selasa mengatakan, untuk tahun 2014 ini sementara waktu belum ada terdeteksi penderita HIV/AIDS di Landak.
"HIV/AIDS ini merupakan fenomena gunung es. Artinya, bisa saja penderitanya sedikit dan bisa saja penderitanya banyak," ujar Vinsensius.
Vinsen mengaku, sejak KPA Landak dibentuk tahun 2008 lalu dan melekat di Bappeda Landak, memang mempunyai keterbatasan dalam penanganan HIV/AIDS ini.
"Kami masih mengalami keterbatasan, yaitu sulitnya menjangkau populasi kunci untuk mengidentifikasi kunci ini guna mengetahui apakah ada atau tidak penderita HIV/AIDS. Apalagi di Landak hanya memiliki satu VCT yakni di Puskesmas Mandor," ungkap Vinsensius didampingi sekretaris KPA Yohanes Ngalai.
Ia menambahkan, untuk ke depan paling tidak RSUD Landak memiliki VCT. "Ini untuk memudahkan pelayanan tentang HIV/AIDS," ucapnya.
KPA Landak memang terus proaktif memberikan sosialisasi bahaya HIV/AIDS ini.
"Hanya saja untuk melakukan pengetesan guna mengetahui apakah seseorang menderita HIV/AIDS atau tidak, kita keterbatasan tenaga dan anggaran," ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun tren penderita HIV/AIDS di Landak mengalami penurunan, tapi hal ini merupakan ancaman yang lebih besar lagi. "Jadi kita jangan terlalu bangga dengan tren menurun itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014