Kuta, Bali (Antara Kalbar) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pengembangan model riset kebijakan harus menyesuaikan dengan dinamika perkembangan ekonomi agar mampu mengantisipasi berbagai tekanan yang dapat menyebabkan gejolak.

"Kami menyadari model kebijakan yang ada, belum seluruhnya mampu mengantisipasi kompleksitas dan dinamika lingkungan ekonomi serta proses ekonomi dan moneter secara keseluruhan," katanya dalam sambutan pembukaan Konferensi EcoMod 2014 di Bali, Rabu.

Dalam tiga setengah tahun terakhir, kata Agus, Bank Indonesia menggunakan model bauran kebijakan makro dan moneter dalam mengantisipasi setiap tekanan internal maupun eksternal yang dapat mengganggu dinamika perkembangan ekonomi Indonesia.

Bauran itu mencakup kebijakan suku bunga, menjaga volatilitas nilai tukar, mengatasi arus modal, kebijakan makroprudensial dalam pemberian kredit untuk mendorong ekonomi serta penguatan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah.

Model kebijakan tersebut, kata dia, mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 5,9 persen dalam lima tahun terakhir serta relatif positif dan stabil dalam menghadapi krisis global 2008--2009.

"Kami tidak boleh terlalu percaya diri dengan model yang ada. Ketidakakuratan model dapat mendorong kepada analisis yang salah dan akhirnya melahirkan keputusan yang tidak akurat. Ini bisa menyebabkan bencana," kata Agus.

Agus mengatakan bahwa model kebijakan ekonomi yang salah telah melahirkan krisis 1997--1998 yang menyulitkan kondisi perekonomian nasional dan merusak tatanan ekonomi yang telah terjaga selama bertahun-tahun.

"Kami menyadari masih memiliki kelemahan, dan harus mengatisipasi perubahan dari waktu ke waktu. Untuk itu, kami harus mengambil keuntungan dari konferensi ini dan berbagi pengalaman dari para pembuat model yang hadir," katanya.

Agus menambahkan bahwa pertemuan ini sangat baik untuk memberikan saran maupun memperbaharui keilmuan yang dapat memberikan manfaat dan memengaruhi proses pengambilan kebijakan di Bank Indonesia.

Konferensi "International Conference on Economic Modeling" atau EcoMod merupakan hasil kerja sama Bank Indonesia dengan EcoMod Network yang berkantor pusat di Belgia yang dihadiri 154 peserta dari kalangan akademisi serta para periset bank dalam dan luar negeri.

EcoMod Network merupakan forum penelitian nonprofit bagi praktisi maupun akademisi berbagai bidang ilmu dari seluruh dunia yang dibentuk untuk pengembangan modeling dan teknik statistik dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan.

Konferensi ini merupakan sarana pertukaran pemikiran dan berbagi pengalaman antarahli ekonomi dunia khususnya dalam upaya pengembangan model-model ekonomi dalam mendukung pembuatan kebijakan pada sektor publik maupun swasta.

Total paper terpilih yang dipresentasikan selama tiga hari konferensi berjumlah 120 topik yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, bank sentral, dan lembaga penelitian dari 52 negara antara lain Inggris, Prancis, Jerman, Amerika Serikat, Turki, dan India.

Pewarta: Satyagraha

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014