Jakarta (Antara Kalbar) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno mengatakan, akan segera mencari informasi ke maskapai penerbangan Malaysia untuk memastikan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang pesawat nahas MH-17 itu.
"Sampai saat ini Malaysian Airlines belum membuka manifest penumpang pesawat MH-17 yang jatuh di perbatasan Ukraina," kata Herman Pratikno dalam wawancara melalui telepon dengan sebuah stasiun televisi swasta, Jumat dini hari.
Menurut Herman, dirinya akan menanyakan informasi daftar penumpang (manifest) pesawat Malaysia Airlines MH-17 yang jatuh di perbatasan Ukraina dan Rusia pada Kamis (17/7) malam.
Ia menjelaskan, jika ada WNI yang menjadi penumpang pesawat dalam penerbangan dari Amsterdam, Belanda ke Kualalumpur, Malaysia tersebut, agar segera menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Belanda serta Kualalumpur, Malaysia untuk mencari tahu informasi manifest.
Sementara itu, seorang WNI yang berdomisili di Jakarta, Yuriah Tansil, menghubungi sebuah stasiun televisi swasta menginformasikan bahwa adiknya yang bernama, Ninik Yuliani, adalah salah satu penumpang pesawat MH-17 yang nahas.
"Anaknya (putra Ninik) menghubungi anak saya. Dia bicara ibunya naik pesawat yang jatuh itu. Dia telepon sambil menangis," kata Yuriah Tansil melalui telepon kepada stasiun televisi swasta di Jakarta, Jumat dini hari.
Dalam percakapan melalui telepon tersebut, Yuriah menjelaskan, bahwa Ninik yang bekerja di Amsterdam Belanda dan akan kembali ke Indonesia.
Setelah tiba di Kualalumpur Malaysia, kata dia, akan melanjutkan penerbangan ke Jakarta.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Indonesia meminta agar Duta Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda dan di Kuala Lumpur, Malaysia agar segera mengecek daftar penumpang pesawat MH17, guna memastikan apakah ada warga negara Indonesia di pasawat nahas tersebut.
"Pemerintah Indonesia mengikuti perkembangan berita jatuhnya pesawat Malaysian Airlines dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur yang jatuh di perbatasan Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene dalam wawancara dengan stasiun televisi swasta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Sampai saat ini Malaysian Airlines belum membuka manifest penumpang pesawat MH-17 yang jatuh di perbatasan Ukraina," kata Herman Pratikno dalam wawancara melalui telepon dengan sebuah stasiun televisi swasta, Jumat dini hari.
Menurut Herman, dirinya akan menanyakan informasi daftar penumpang (manifest) pesawat Malaysia Airlines MH-17 yang jatuh di perbatasan Ukraina dan Rusia pada Kamis (17/7) malam.
Ia menjelaskan, jika ada WNI yang menjadi penumpang pesawat dalam penerbangan dari Amsterdam, Belanda ke Kualalumpur, Malaysia tersebut, agar segera menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Belanda serta Kualalumpur, Malaysia untuk mencari tahu informasi manifest.
Sementara itu, seorang WNI yang berdomisili di Jakarta, Yuriah Tansil, menghubungi sebuah stasiun televisi swasta menginformasikan bahwa adiknya yang bernama, Ninik Yuliani, adalah salah satu penumpang pesawat MH-17 yang nahas.
"Anaknya (putra Ninik) menghubungi anak saya. Dia bicara ibunya naik pesawat yang jatuh itu. Dia telepon sambil menangis," kata Yuriah Tansil melalui telepon kepada stasiun televisi swasta di Jakarta, Jumat dini hari.
Dalam percakapan melalui telepon tersebut, Yuriah menjelaskan, bahwa Ninik yang bekerja di Amsterdam Belanda dan akan kembali ke Indonesia.
Setelah tiba di Kualalumpur Malaysia, kata dia, akan melanjutkan penerbangan ke Jakarta.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Indonesia meminta agar Duta Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda dan di Kuala Lumpur, Malaysia agar segera mengecek daftar penumpang pesawat MH17, guna memastikan apakah ada warga negara Indonesia di pasawat nahas tersebut.
"Pemerintah Indonesia mengikuti perkembangan berita jatuhnya pesawat Malaysian Airlines dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur yang jatuh di perbatasan Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene dalam wawancara dengan stasiun televisi swasta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014