Sintang (Antara Kalbar) - Target belanja daerah  Sintang sebesar Rp1.134,97 miliar baru terealisasi sebesar Rp315,51 miliar atau sekitar 25,92 persennya membuat geram Fraksi Kerakyatan DPRD Kabupaten Sintang.

Juru Bicara Fraksi Kerakyatan DPRD Kabupaten Sintang, Mardiansyah ketika menyampaikan pandangan umum fraksi terhadap laporan realisasi semester pertama dan prognosis enam bulan berikutnya pada APBD 2014, mengatakan realisasi belanja daerah tahun 2014 mengalami penurunan dibanding tahun anggaran 2013 yang juga hanya mencapai 28,89 persen.

“Fraksi kami memandang capaian realisasi tersebut sangat rendah sehingga menunjukkan kinerja yang belum memuaskan. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan,” katanya.

Dia mengatakan Fraksi Kerakyatan mendesak Bupati Sintang untuk fokus merealisasikan belanja daerah terutama belanja langsung yang berdampak terhadap kehidupan publik. Apalagi akan ada penambahan program dan kegiatan pada APBD Perubahan sehingga semakin menambah beban kerja untuk merealisasikan anggaran belanja langsung yang tersedia.

Fraksi Kerakyatan juga kecewa dengan realisasi belanja modal yang ada. Dari target belanja modal sebesar Rp257,84 miliar ternyata baru terealisasi sebesar Rp16,24 miliar atau sekitar 6,30 persen. Kondisi ini menunjukan terjadi penurunan dari tahun lalu di waktu yang sama dengan realisasi pada tahun sebesar 10,57 persen.

“Fraksi kami memandang capaian realisasi tersebut sangat mengecewakan. Patut untuk dipertanyakan bagaimana komitmen dan kapasitas pemerintah daerah dalam merealisasikan belanja modal yang sebenarnya sangat urgent bagi geliat ekonomi daerah,” ujarnya.

Mardiansyah menyampaikan jika melihat penetapan APBD yang sudah tepat waktu yaitu satu bulan sebelum anggaran 2014 dimulai, maka alasan apa lagi yang harus diberikan pemerintah daerah mengenai keterlambatan realisasi belanja modal ini. Fraksi Kerakyatan ini juga mengingatkan jangan sampai alokasi belanja dalam APBD menjadi bias untuk kepentingan kelompok tertentu dan mengabaikan kepentingan masyarakat luas.

“Apalagi tahun ini merupakan tahun penuh tantangan dimana pada tahun ini harga hasil pertanian dan perkebunan mengalami penurunan drastis sehingga melesukan ekonomi masyarakat. Sementara di saat yang sama terjadi musim kekeringan yang berkepanjangan,” katanya.

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014