Pontianak (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa Pontianak membutuhkan investasi sebesar Rp275 miliar untuk mengubah air asin menjadi tawar, di musim kemarau seperti ini.

"Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan teknologi pengolahan air asin menjadi tawar sangat mahal, selain itu harga jual air bersih nantinya juga akan naik," kata Sutarmidji di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan harga jual air bersih dari bahan baku air asin menjadi Rp15 ribu /meter kubik, dari harga jual air bersih normal saat ini Rp3.500 /meter kubik.

"Atas mahalnya investasi yang dibutuhkan dan mahalnya harga jual air bersih itulah, kenapa hingga kini PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak belum menerapkan teknologi itu," ungkap Sutarmidji.

Wali Kota Pontianak berharap masyarakat Pontianak bersabar, karena kejadian tahunan air baku PDAM dari Sungai Kapuas yang terintrusi air laut biasanya tidak lama.

Sementara itu, Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak Afandi menyatakan dengan besarnya investasi yang dibutuhkan untuk pengolahan air asin menjadi tidak asin, maka tidak mungkin anggarannya dari PDAM Pontianak sendiri, tentunya butuh bantuan dari pemerintah pusat.

"Kami sudah tujuh tahun lebih kerja sama dengan perusahaan air minum Belanda, termasuk kajian untuk mengolah air asin menjadi tidak asin, dengan menggunakan teknologi yang murah dan ramah lingkungan," ujarnya.

Sehingga, tinggal Pemkot dan PDAM menentukan maunya bagaimana, apakah mau mengolah air asin menjadi tidak, atau memperluas daya tampung bendungan di Sungai Penepat dari saat ini luasnya sekitar dua hektare, kata Afandi.

Saat ini ada sekitar 80.000 pelanggan PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak yang tersebar di enam kecamatan di Pontianak.

PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak, saat ini menargetkan distribusi air ke pelanggan mencapai 2.200 liter/detik hingga akhir 2016, dari yang saat ini 1.450 liter/detik, sehingga sedang membangun beberapa Instalasi Pengolahan Air (IPA) di beberapa kecamatan di kota itu.

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014