Pontianak (Antara Kalbar) - Kue bulan untuk warga Tionghoa Kota Pontianak dan Provinsi Kalimantan Barat umumnya melaksanakan ritual sembahyang bulan purnama sudah mulai banyak dijual di Jalan Gajahmada kawasan pecinan Pontianak.
"Kami mulai menjual kue bulan, untuk memperingati Festival Kue Bulan dan ritual sembahyang bulan purnama, dua minggu menjelang sembahyang bulan purnama, yang jatuh sekitar pertengahan September," kata Abu Hasan Sugianto salah seorang pedagang kue bulan di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan meskipun hari pelaksanaan ritual sumbahyang bulan purnama masih lama, tetapi minat warga Tionghoa untuk membeli kue bulan sudah tinggi.
"Kue bulan ini dibuat dari tepung beras ketan dan kacang tanah dan gula, kemudian dibentuk seperti kaleng susu dan bulat tipis serta besar," ujarnya yang sudah berdagang kue bulan sejak 40 tahun lalu.
Sugianto menambahkan harga kue bulan yang dia jual bervariasi, yakni mulai dari Rp25 ribu hingga ratusan biru atau tergantung ukuran kue tersebut.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya menyatakan perayaan Cung Chiu Ciek atau Festival Kue Bulan diperingati setiap tanggal 15 bulan delapan penanggalan Imlek.
Ia mengaku menyukai jenis Kue Bulan, Go Jin Pia. Perayaan Festifal Kue Bulan merupakan tradisi turun temurun yang memiliki nilai positif sehingga harus dilestarikan, karena melalui tradisi ini secara ekonomi dapat menghidupkan pelaku usaha kecil menengah, baik yang memproduksi maupun yang menjual kue bulan tersebut.
Oleh karena itu, menurut dia perlu didukung dan dipertahankan karena sangat positif dan memberikan nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Festifal Kue Bulan, kental dengan makna saling membagikan kue bulan kepada yang lebih tua, kumpul dan makan bersama, sehingga hari spesial bagi masyarakat Tionghoa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kami mulai menjual kue bulan, untuk memperingati Festival Kue Bulan dan ritual sembahyang bulan purnama, dua minggu menjelang sembahyang bulan purnama, yang jatuh sekitar pertengahan September," kata Abu Hasan Sugianto salah seorang pedagang kue bulan di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan meskipun hari pelaksanaan ritual sumbahyang bulan purnama masih lama, tetapi minat warga Tionghoa untuk membeli kue bulan sudah tinggi.
"Kue bulan ini dibuat dari tepung beras ketan dan kacang tanah dan gula, kemudian dibentuk seperti kaleng susu dan bulat tipis serta besar," ujarnya yang sudah berdagang kue bulan sejak 40 tahun lalu.
Sugianto menambahkan harga kue bulan yang dia jual bervariasi, yakni mulai dari Rp25 ribu hingga ratusan biru atau tergantung ukuran kue tersebut.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya menyatakan perayaan Cung Chiu Ciek atau Festival Kue Bulan diperingati setiap tanggal 15 bulan delapan penanggalan Imlek.
Ia mengaku menyukai jenis Kue Bulan, Go Jin Pia. Perayaan Festifal Kue Bulan merupakan tradisi turun temurun yang memiliki nilai positif sehingga harus dilestarikan, karena melalui tradisi ini secara ekonomi dapat menghidupkan pelaku usaha kecil menengah, baik yang memproduksi maupun yang menjual kue bulan tersebut.
Oleh karena itu, menurut dia perlu didukung dan dipertahankan karena sangat positif dan memberikan nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Festifal Kue Bulan, kental dengan makna saling membagikan kue bulan kepada yang lebih tua, kumpul dan makan bersama, sehingga hari spesial bagi masyarakat Tionghoa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014