Singkawang (Antara Kalbar) - Pasar Hongkong dan beberapa pasar di Kota Singkawang, dibanjiri masyarakat yang secara dadakan menjual Kue Bulan yang menjadi salah satu makanan khas yang dijadikan sebagai sesajian ritual ibadah warga Tionghoa.
"Festival kue bulan ini sudah kita gelar sejak 13 sampai 27 September 2015," kata Hendra, selaku penyalur (distributor) kue bulan di Singkawang, Selasa.
Hendra menyebutkan, kue-kue bulan yang dipajangnya ini merupakan produk lokal, antara lain, Nyian Hiong, Kim Lie, dan Jun Thong.
"Semuanya terbuat dari minyak bimoli, bukan minyak babi. Jadi, kue bulan ini seratus persen halal," tuturnya.
Menurutnya, festival kue bulan itu baru pertama kali digelar di Singkawang. "Kita coba garap supaya festival kue bulan ini bisa mengundang wisatawan ke Singkawang, seperti Cap Go Meh," katanya.
Dari kegiatan itu pula, katanya, setidaknya bisa memberikan contoh kepada pengusaha-pengusaha kue bulan yang lain, bahwa pengusaha tidak hanya berjualan semata, namun jadikanlah kue bulan ini sesuatu yang besar untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang kue bulan.
Karena, di zaman modern sekarang ini, kue bulan bukan hanya menjadi keperluan warga Tionghoa untuk melakukan sembahyang kubur, namun sekarang sudah dijadikan sebagai bingkisan dan cendera mata. Dan bahkan untuk sekarang, kue bulan asal Singkawang sudah dikirim ke Jakarta dan Pulau Jawa dan bahkan sampai ke negara lainnya, seperti Taiwan.
Dia berharap, ke depan ada bantuan dari Pemerintah Kota Singkawang guna memeriahkan festival kue bulan ini.
Tak lupa, Hendra mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, seperti Toko Aneka Jaya Motor yang sudah bersedia meminjamkan rukonya untuk kegiatan ini. Dan Toko Hidup Baru, yang turut berpartisipasi untuk meminjamkan tenda.
Dia mengatakan, sekarang ini harga kue bulan yang dijual masih harga normal. "Nanti pada akhir kegiatan, akan ada harga diskon sebesar 50 persen," ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat Singkawang untuk mengunjungi tempat kegiatan Festival Kue Bulan, supaya kelihatan meriah.
Sementara, salah satu pembuat kue bulan, Chandra Buntantono alias Kim Lie mengatakan, siap mendorong pemuda pemudi dalam berkarya. "Jiwa dan semangat pemuda pemudi harus kita dorong. Apapun bentuknya, sepanjang kegiatan itu positif saya siap mendukung," katanya.
Dia mengatakan, kegiatan Festival Kue Bulan itu merupakan ide Hendra, yang merupakan binaan dirinya di MABT Singkawang. "Saya bilang, jalankan saja. Jangan takut ambil risiko. Dan saya siap mendukung," katanya.
(KR-RDO/N005)