Sekadau (Antara Kalbar) - Fenomena baru di lingkungan DPRD Sekadau pasca Pemilu Legislatif lalu, tingkat kehadiran anggota-anggota DPRD Kabupaten Sekadau di rapat-rapat penting merosot drastis. Bahkan, ada beberapa oknum anggota DPRD yang sama sekali tak pernah ngantor pasca Pileg, sehingga pemandangan tersebut menguatkan anggapan konstituen jika menjadi wakil rakyat adalah mencari nafkah atau untuk mencari kerja bukan sebaliknya memperjuangkan kaum akar rumput.

"Tak hanya anggota dewan yang tidak terpilih kembali, tetapi yang kembali dipilih rakyat untuk duduk di DPRD pun ikut-ikutan jarang ngantor. Memang benar beberapa kali sidang paripurna sempat ditunda,” ungkap ketua Badan Kehormatan DPRD Sekadau Jeffray Raja Tugam ketika Dikonfirmasi soal anjloknya absensi anggota DPRD Sekadau.

Contoh terbaru saat paripurna nota pengantar APBDP Kabupaten Sekadau tahun 2014 yang dilaksanakan tanggal 26 Agustus. Saat itu, paripurna hampir batal akibat jumlah legislator pal 9 yang datang tidak memenuhi kuorum. Sidang sempat ditunda selama 1,5 jam hingga akhirnya dilanjutkan setelah jumlah anggota DPRD yang hadir bertambah menjadi 14 orang.

"Mengenai perihal malas ngantor itu, saya tidak tahu menahu penyebab itu," ungkapnya.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, pemuda Sekadau Marsianus Leonard menilai anggota DPRD seharusnya tidak menepikan momen-momen penting seperti rapat paripurna yang mengakomodir kepentingan masyarakat luas.

Memang anggota dewan tidak seperti PNS yang harus masuk kantor jam sekian dan pulang jam sekian. Tapi paling tidak saat momen-momen penting usahakan untuk hadir mewakili kepentingan rakyat yang diwakilinya.

"Selain itu, dewan juga diharapkan mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada mereka. Salah satu forum untuk memperjuangkan aspirasi adalah saat rapat-rapat penting bersama unsur eksekutif. Kalau tidak hadir, apa yang mau diperjuangkan," ucapnya menyesalkan.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014