Pontianak (Antara Kalbar) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak mendesak manajemen Hotel Mercure setempat meminta maaf kepada jurnalis Tribun Pontianak, Sahirul Hakim, yang mengalami intimidasi saat meliput kematian Victor, warga negara Ukraina, di hotel tersebut, Jumat (29/8).

"Ada beberapa pertimbangan sehingga AJI Pontianak perlu mengambil sikap," kata Ketua AJI Pontianak Heriyanto Sagiya di Pontianak, Sabtu.

Ia menuturkan, kronologis kejadian yang dialami Sahirul Hakim. Kejadian pada hari Jumat sekitar pukul 10.30 WIB di halaman belakang Hotel Mercure Pontianak

Saat itu Sahirul Hakim mendapat informasi adanya kejadian seorang tamu hotel yang meninggal di salah satu kamar.

Tamu hotel yang meninggal tersebut belakangan diketahui seorang teknisi pesawat BNPB berkebangsaan Ukraina bernama Victor.

Setelah mendapat informasi tersebut, Sahirul Hakim langsung berangkat ke tempat kejadian perkara. Sahirul Hakim sempat masuk ke dalam, namun kemudian keluar menuju halaman parkir belakang Hotel Mercure.

Ia mendapat informasi bahwa mayat Victor akan dibawa keluar melalui pintu belakang.

Sekitar pukul 11.00 WIB, jenazah Victor dibawa keluar melalui pintu belakang hotel dan Sahirul Hakim bersiap-siap mengambil gambar.

Namun saat ia sedang mengambil foto, seorang pegawai hotel yang belakangan diketahui sebagai humas Hotel Mercure, berteriak dan mengatakan "Woi siapa itu? Jangan moto, jangan moto. Ambil, ambil kameranya, hapus fotonya."

Sahirul Hakim lalu dikerumuni pegawai dan satpam hotel yang memaksanya untuk menghapus foto. Namun Sahirul Hakim menolaknya dan mengatakan, "Jangan paksa saya untuk menghapus foto. Hanya kantor yang berhak menghapus foto."

Kemudian, pegawai dan satpam hotel membawa Sahirul Hakim ke pos keamanan yang berada di parkir belakang. Di dalam pos, Sahirul Hakim tidak diperkenankan untuk meninggalkan pos tersebut sampai dia mau menghapus foto peliputan.

Proses tawar-menawar antara pihak hotel dengan Sahirul Hakim dan kantor Tribun Pontianak itu berlangsung sampai 30 menit.

Setelah itu, Sahirul Hakim menelepon Koordinator Liputan Tribun Pontianak, Stefanus Akim dan melaporkan bahwa dirinya ditahan dan dipaksa untuk menghapus foto oleh pegawai hotel.

Stefanus Akim kemudian menghubungi pihak manajemen Hotel Mercure. Setelah itu baru pihak pegawai dan satpam memperbolehkan Hakim meninggalkan tempat kejadian perkara. Pihak hotel pun tidak lagi meminta foto hasil liputan untuk dihapus.

Sebelum Sahirul Hakim meninggalkan hotel, Humas Hotel Mercure meminta maaf kepada Sahirul Hakim dan mengatakan bahwa kejadian ini terjadi karena ia panik.

Heriyanto menambahkan, berdasarkan kronologis itu, AJI Pontianak menyimpulkan Sahirul Hakim telah menjalankan tugas jurnalistiknya dengan benar karena lokasi peliputan tidak berada di area private.

Kemudian, terjadi intimidasi yang dilakukan oleh pihak hotel terhadap Sahirul Hakim yang saat itu sedang melakukan tugas peliputan.

Terkait hal itu, AJI Pontianak menyatakan sikap, meminta manajemen Hotel Mercure Pontianak untuk meminta maaf secara terbuka kepada Sahirul Hakim.

Lalu, meminta manajemen Hotel Mercure Pontianak untuk memahami kerja jurnalistik, terutama terkait pemberian informasi kepada publik.

AJI Pontianak meminta manajemen Hotel Mercure Pontianak untuk tidak lagi melakukan tindakan serupa pada waktu mendatang.

(T11/S023)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014