Sungai Raya (Antara Kalbar) - Bupati Kubu Raya, Rusman Ali menyatakan terjadi peningkatan pendapatan asli daerah pada APBD perubahan 2014 dari target Rp1,099 triliun menjadi Rp1,109 triliun atau bertambah Rp9,334 miliar.

"Penyumbang PAD terbesar di Kubu Raya itu dari sektor Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sementara PAD yang kedua didapat dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dan beberapa sumber PAD lainnya sehingga PAD pada APBD perubahan ini bisa meningkat," kata Rusman Ali di Sungai Raya, Rabu.

Dia menjelaskan, meski terjadi peningkatan pada PAD tersebut, namun pihaknya akan melakukan beberapa penggeseran anggaran dalam RAPBD perubahan, terutama pada program-program yang dilaksanakan oleh SKPD.

Hal itu juga dilakukan untuk penyesuaian anggaran guna menutupi defisit anggaran yang terjadi pada APBD murni sebesar kurang lebih Rp40 Miliar yang tercantum dalam anggaran formalnya.

Pada APBD murni 2014, Pemkab Kubu Raya telah melakukan pengurangan besar-besaran terhadap alokasi belanja daerah pada APBD Perubahan TA 2014.

Adapun belanja daerah yang semula dialokasikan Rp1,130 triliun menjadi Rp1,109 triliun atau berkurang Rp21,439 miliar. Dengan rincian, belanja tidak langsung semula dialokasikan Rp500,146 miliar kini menjadi Rp505,208 miliar atau bertambah Rp5,061 miliar.

Sedangkan pada belanja langsung yang semula dialokasikan Rp630,806 miliar menjadi Rp604,305 miliar atau berkurang 26,501 miliar. Pengurangan terutama difokuskan terhadap anggaran belanja pegawai seperti perjalanan dinas.

"Jadi, kalau yang lalu perbandingan belanja langsung lebih besar yakni 51 persen daripada belanja tidak langsung 49 persen. Selisihnya tidak banyak, akan tetapi sekarang perbandingannya menjadi 45,6 persen untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung 55,4 persen," katanya.

Menurut Bupati Rusman, pengurangan belanja tidak langsung juga dikarenakan terjadinya defisit anggaran dan anggaran perjalanan dinas para pejabat di Pemkab Kubu Raya juga dipangkas.

"Jadi, jalan-jalan ke Jakarta saya kurangi seperti jika ada pameran yang kurang potensial. Kalau ada yang jalan ke Jakarta sampai lima orang saya coret tinggal satu atau dua orang saja," tuturnya.

Imbas dari pengurangan perjalanan dinas itu maka belanja langsung meningkat. Hal itu lebih difokuskan untuk program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Program itu ada yang kita lanjutkan dan ada pula yang kita kurangi. Terutama untuk dana hibah atau bansos yang tadinya Rp30 miliar namun sekarang menjadi Rp10 miliar," kata Rusman Ali.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014