Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat bekerja sama dengan lembaga Swabina Prakarsa dan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM melakukan pembinaan terhadap warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak, melalui Program Inkubator Bisnis UMKM.

"Sampai saat ini Bank Indonesia terus mengembangkan pembinaan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di Kalimantan Barat. Melalui Inkubator Bisnis, kita mencoba merangkul para pelaku UMKM maupun pemula untuk mengembangkan usaha mereka tanpa terkecuali, seperti yang kita lakukan di Lapas Kelas IIA Pontianak ini, dimana kita membina 40 warga binaan yang masuk dalam angkatan pertama," kata Pengurus Lembaga Swabina Prakarsa, Hatta Siswa Mayahya di Sungai Raya, Kamis.

Dia mengatakan, Inkubator Bisnis merupakan suatu wadah untuk melatih para pelaku usaha secara lengkap, mulai dari pengenalan usaha, produksi, pengemasan, pemasaran, pembukuan sampai pada proses pengembangan usaha. Untuk masa pelatihannya selama enam bulan dan dilakukan setiap satu minggu sekali.

"Namun, untuk warga binaan Lapas ini kita lakukan dua kali dalam satu minggu, karena warga binaan yang menjadi peserta Inkubator Bisnis ini merupakan mereka yang masa tahanannya akan segera berakhir. Sebelum habis masa tahannya, kita membekalkan mereka tentang wirausaha, jadi setelah keluar, mereka bisa membuka usaha sendiri dan tidak bingung untuk mencari pekerjaan baru, malah mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri," tuturnya.

Hatta menambahkan, Inkubator Bisnis memiliki pusat pelatihan yang difokuskan di kantor lama Bank Indonesia yang terletak di jalan Rahadi Usman, Pontianak. Sejauh ini Inkubator Bisnis UMKM Bank Indonesia Kalbar telah menelurkan lebih dari 90 direktur yang kesemuanya adalah peserta dari pusat pelatihan tersebut.

"Selain itu kita juga sudah membuka cabang Inkubator Bisnis di Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Bengkayang, Sambas dan Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dan Untuk Inkubator Bisnis Lapas IIA Pontianak, Bank Indonesia juga melengkapinya dengan Peralatan produksi olahan makanan, komputer, bibit tanaman, mesin pemecah sabut, pemintal tali sabut, penganyam keset sabut, bibit ikan dan peralatan keterampilan lainnya," kata Hatta.

Ditempat yang sama, Pelatih sekaligus Penanggung Jawab Inkubator Bisnis Lapas IIA Pontianak, Herry Haryanto menambahkan, proses pembinaan bagi warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak itu belum selesai begitu saja ketika mereka bebas dari masa tahanan. Namun, pihaknya juga mempersiapkan rumah transisi bagi mantan warga binaan yang telah bebas.

"Pemikirannya begini, setelah mereka bebas, mereka tentu akan bingung untuk mencari pekerjaan, makanya kita menyiapkan rumah transisi bagi mereka. Di rumah transisi ini, mereka akan diberikan kesempatan mengelola langsung usaha mereka, kemudian keuntungan usaha itu untuk mereka sendiri," katanya.

Setelah mantan warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak itu bisa mandiri, lanjut Herry, barulah mereka diarahkan untuk mengembangkan usahanya sendiri dan membantu sesama mantan warga binaan lainnya yang baru bebas.

"Jadi di rumah transisi itu nantinya kita akan menyiapkan lahan pertanian, peternakan, perikanan serta pusat produksi kerajinan dan olahan makanan. Disana nantinya tempat mereka belajar memproduksi dan memasarkan serta mengembangkan keterampilannya, sehingga kita harapkan mantan warga binaan ini tidak kembali melakukan kesalahan," tuturnya.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014