Pontianak (Antara Kalbar) - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kalimantan Barat menggelar pelatihan pengelolaan keuangan usaha bagi para pelaku usaha kecil dan menengah binaannya.
"Pelatihan ini kita arahkan kepada lima puluh orang UMKM binaan Bank Indonesia Kalbar yang notabenenya adalah alumni dari Inkubator Bisnis UMKM Bank Indonesia Kalimantan Barat. Selain itu, juga kita sertakan beberapa petani dan peternak yang juga menjadi binaan kita," kata Manajer Unit Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat, Joko Triono di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan, pelatihan tersebut merupakan salah satu program Bank Indonesia untuk memberikan penguatan keuangan bagi para pelaku usaha yang ada di Kalbar.
Pasalnya, kata Joko, selama ini masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM yang belum bisa mengalokasikan mana uang usaha dan uang pribadi, sehingga mengakibatkan suatu usaha yang nampaknya maju, namun disisi lain ternyata justru tidak berkembang dari sisi keuangannya.
"Kita tahu betul, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM adalah kurangnya pengetahuan untuk mengelola keuangan sehingga sulit untuk mengembangkan usahanya. Makanya Bank Indonesia mendatangkan pemateri dari Zeus Consulting untuk memberikan pengetahuan kepada alumni Inkubator Bisnis BI dan beberapa petani serta peternak binaan kita agar usaha mereka semakin berkembang," tuturnya.
Joko menambahkan, seringkali ada UKM setelah menerima kredit dari Lembaga Keuangan atau Perbankan yang sebenarnya untuk mengembangkan usaha, kenyataannya fakta di lapangan menunjukkan sebagian besar digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga ketika uang hasil pinjaman kredit modal usaha tersebut habis, maka UKM tersebut pun tidak jalan atau mengalami kebangkrutan.
Perencanaan Keuangan UKM sebenarnya adalah Kedisiplinan Pelaku Usaha dalam mengelola Keuangan Pribadi atau Keuangan Perusahaan. Harus dipisahkan antara keuangan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan keuangan untuk usaha, walaupun usaha tersebut dijalankan di rumah.
Ada contoh seorang pengusaha makanan, yang usahanya dikerjakan di rumah. Setiap pemasukan dan pengeluaran, tidak pernah dicatatnya, hanya diingat-ingat di kepala dan uang yang masuk disimpa di laci. Ketika membayar tagihan listrik ambil uang dari laci, belanja rumah tangga ambil uang dari laci, anaknya ingin jajan ambil uang di laci.
"Giliran untuk membeli bahan-bahan makanan atau membayar gaji karyawan, uang tersebut tidak cukup, akhirnya kelabakan dan cari pinjaman sana sini. Sebenarnya sih pengusaha tersebut untung, tetapi karena tidak pernah di catat dan pengambilan uangnya sembarangan, bukannya untung yang didapat, melainkan rugi dan kalau kejadian tersebut berulang-ulang, bulan demi bulan, maka dipastikan usaha tersebut tidak akan berkembang bahkan akan mengalami kebangkrutan," katanya.
Dengan adanya pelatihan tersebut dia berharap seluruh pelaku UMKM yang menjadi binaan Bank Indonesia selama ini bisa lebih baik mengalokasikan keuangannya untuik kemajuan usaha mereka ke depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Pelatihan ini kita arahkan kepada lima puluh orang UMKM binaan Bank Indonesia Kalbar yang notabenenya adalah alumni dari Inkubator Bisnis UMKM Bank Indonesia Kalimantan Barat. Selain itu, juga kita sertakan beberapa petani dan peternak yang juga menjadi binaan kita," kata Manajer Unit Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat, Joko Triono di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan, pelatihan tersebut merupakan salah satu program Bank Indonesia untuk memberikan penguatan keuangan bagi para pelaku usaha yang ada di Kalbar.
Pasalnya, kata Joko, selama ini masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM yang belum bisa mengalokasikan mana uang usaha dan uang pribadi, sehingga mengakibatkan suatu usaha yang nampaknya maju, namun disisi lain ternyata justru tidak berkembang dari sisi keuangannya.
"Kita tahu betul, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM adalah kurangnya pengetahuan untuk mengelola keuangan sehingga sulit untuk mengembangkan usahanya. Makanya Bank Indonesia mendatangkan pemateri dari Zeus Consulting untuk memberikan pengetahuan kepada alumni Inkubator Bisnis BI dan beberapa petani serta peternak binaan kita agar usaha mereka semakin berkembang," tuturnya.
Joko menambahkan, seringkali ada UKM setelah menerima kredit dari Lembaga Keuangan atau Perbankan yang sebenarnya untuk mengembangkan usaha, kenyataannya fakta di lapangan menunjukkan sebagian besar digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga ketika uang hasil pinjaman kredit modal usaha tersebut habis, maka UKM tersebut pun tidak jalan atau mengalami kebangkrutan.
Perencanaan Keuangan UKM sebenarnya adalah Kedisiplinan Pelaku Usaha dalam mengelola Keuangan Pribadi atau Keuangan Perusahaan. Harus dipisahkan antara keuangan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan keuangan untuk usaha, walaupun usaha tersebut dijalankan di rumah.
Ada contoh seorang pengusaha makanan, yang usahanya dikerjakan di rumah. Setiap pemasukan dan pengeluaran, tidak pernah dicatatnya, hanya diingat-ingat di kepala dan uang yang masuk disimpa di laci. Ketika membayar tagihan listrik ambil uang dari laci, belanja rumah tangga ambil uang dari laci, anaknya ingin jajan ambil uang di laci.
"Giliran untuk membeli bahan-bahan makanan atau membayar gaji karyawan, uang tersebut tidak cukup, akhirnya kelabakan dan cari pinjaman sana sini. Sebenarnya sih pengusaha tersebut untung, tetapi karena tidak pernah di catat dan pengambilan uangnya sembarangan, bukannya untung yang didapat, melainkan rugi dan kalau kejadian tersebut berulang-ulang, bulan demi bulan, maka dipastikan usaha tersebut tidak akan berkembang bahkan akan mengalami kebangkrutan," katanya.
Dengan adanya pelatihan tersebut dia berharap seluruh pelaku UMKM yang menjadi binaan Bank Indonesia selama ini bisa lebih baik mengalokasikan keuangannya untuik kemajuan usaha mereka ke depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014