Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menargetkan hingga akhir tahun 2014 angka pengangguran dapat terus turun menjadi 3,27 persen.
"Sementara untuk kemiskinan, menjadi 7,49 persen, dan indeks pembangunan manusia 72,86," kata Sekda Kalbar M Zeet Hamdy Assovie saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, ditargetkan pendapatan perkapita sebesar Rp18,82 juta, angka pengeluaran per kapita sebesar Rp649 ribu.
Ia menambahkan, target pembangunan tahun 2014 Provinsi Kalbar diarahkan untuk peningkatan ketersediaan dan perbaikan kualitas data pembangunan, penguatan kelembagaan, dan SDM maupun aparatur, peningkatan kualitas regulasi, serta penyiapan SDM berkualitas melalui pengembangan sekolah kejuruan.
Ia berharap, arah kebijakan tersebut dapat membantu mencapai sasaran pembangunan secara makro.
Ia melanjutkan, untuk itu Pemprov Kalbar terus berupaya mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan keuangan. "Titik beratnya di Pendapatan Asli Daerah, dengan tetap meningkatkan sumber penerimaan lainnya, seperti penerimaan dari pemerintah pusat. Target pendapatan daerah tahun 2014 sekira Rp3,693 triliun," kata M Zeet.
Ia mengakui, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai kebijakan yang dibuat seperti jangkauan dan kualitas infrastruktur wilayah serta kemampuan pembiayaan juga terbatas.
"Luas wilayah Provinsi Kalbar menjadi salah satu tantangan dalam memeratakan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah daerah sebagai regulator membutuhkan dukungan pemerintah pusat sebagai pengambil kebijakan untuk mensukseskan pembangunan di daerah," kata dia.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan triwulan II tahun 2013 mencapai 4,63 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan nasional mencapai 5,12 persen (yoy). Tekanan inflasi Kalbar pada triwulan II tahun 2014 mencapai 8,69 persen (yoy). Lebih rendah jika dibandingkan inflasi pada triwulan I tahun 2014 yang mencapai 8,89 persen (yoy).
Meski menurun dan relatif searah dengan tren nasional, tapi tekanan inflasi Kalbar pada periode laporan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 6,70 persen (yoy).
Sementara kinerja keuangan Pemprov Kalbar pada triwulan II tahun 2014 menunjukkan peningkatan realisasi yang positif, terutama dari sisi belanja. Berdasarkan nilainya, realisasi anggaran Pemerintah pada triwulan II tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan triwulan II tahun 2013.
Realisasi pendapatan Pemprov Kalbar pada triwulan II tercatat sebesar Rp1.817,20 miliar, lebih besar realisasi pada triwulan II tahun 2013 yang mencapai Rp1.693,25 miliar.
Realisasi penyerapan belanja pada triwulan II 2014 mencapai Rp1.036,53 miliar lebih besar dibandingkan triwulan II tahun 2013 yang mencapai Rp626,58 miliar.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Sementara untuk kemiskinan, menjadi 7,49 persen, dan indeks pembangunan manusia 72,86," kata Sekda Kalbar M Zeet Hamdy Assovie saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, ditargetkan pendapatan perkapita sebesar Rp18,82 juta, angka pengeluaran per kapita sebesar Rp649 ribu.
Ia menambahkan, target pembangunan tahun 2014 Provinsi Kalbar diarahkan untuk peningkatan ketersediaan dan perbaikan kualitas data pembangunan, penguatan kelembagaan, dan SDM maupun aparatur, peningkatan kualitas regulasi, serta penyiapan SDM berkualitas melalui pengembangan sekolah kejuruan.
Ia berharap, arah kebijakan tersebut dapat membantu mencapai sasaran pembangunan secara makro.
Ia melanjutkan, untuk itu Pemprov Kalbar terus berupaya mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan keuangan. "Titik beratnya di Pendapatan Asli Daerah, dengan tetap meningkatkan sumber penerimaan lainnya, seperti penerimaan dari pemerintah pusat. Target pendapatan daerah tahun 2014 sekira Rp3,693 triliun," kata M Zeet.
Ia mengakui, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai kebijakan yang dibuat seperti jangkauan dan kualitas infrastruktur wilayah serta kemampuan pembiayaan juga terbatas.
"Luas wilayah Provinsi Kalbar menjadi salah satu tantangan dalam memeratakan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah daerah sebagai regulator membutuhkan dukungan pemerintah pusat sebagai pengambil kebijakan untuk mensukseskan pembangunan di daerah," kata dia.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan triwulan II tahun 2013 mencapai 4,63 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan nasional mencapai 5,12 persen (yoy). Tekanan inflasi Kalbar pada triwulan II tahun 2014 mencapai 8,69 persen (yoy). Lebih rendah jika dibandingkan inflasi pada triwulan I tahun 2014 yang mencapai 8,89 persen (yoy).
Meski menurun dan relatif searah dengan tren nasional, tapi tekanan inflasi Kalbar pada periode laporan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 6,70 persen (yoy).
Sementara kinerja keuangan Pemprov Kalbar pada triwulan II tahun 2014 menunjukkan peningkatan realisasi yang positif, terutama dari sisi belanja. Berdasarkan nilainya, realisasi anggaran Pemerintah pada triwulan II tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan triwulan II tahun 2013.
Realisasi pendapatan Pemprov Kalbar pada triwulan II tercatat sebesar Rp1.817,20 miliar, lebih besar realisasi pada triwulan II tahun 2013 yang mencapai Rp1.693,25 miliar.
Realisasi penyerapan belanja pada triwulan II 2014 mencapai Rp1.036,53 miliar lebih besar dibandingkan triwulan II tahun 2013 yang mencapai Rp626,58 miliar.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014