Sekadau (Antara Kalbar ) - Kasus demam berdarah dengue di wilayah Kabupaten Sekadau pada tahun ini mengkhawatirkan dan jumlah korban semakin bertambah dari hari ke hari. 

Banyak kalangan menilai hal ini sedikit banyak merupakan dampak dari minimnya upaya antisipasi baik oleh pemerintah maupun kalangan masyarakat sendiri. Meskipun begitu, pemerintah Kabupaten Sekadau melalui instansi yang kompeten sejauh ini telah berupaya maksimal untuk menanggulangi kasus ini.

"Prihatin dengan tingginya kasus DBD pada tahun ini," ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Sekadau, Yohanes Jhon. 

Ia mengatakan, hal ini belum pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dimana angka penderita DBD meningkat drastis hanya dalam kurun waktu yang relatif singkat. Berkaca dari kasus ini agar di masa mendatang tidak terulang lagi, dan langkah-langkah antisipasi perlu diintensifkan. 

Sejauh ini upaya antisipasi dinilai relatif minim. Dinas Kesehatan baru akan bertindak dengan melakukan fogging jika sudah ditemukan kasus DBD. Fogging pun hanya di titik yang terdapat penyebaran DBD.

Dia melanjutkan, antisipasi yang intensif sangat penting dilakukan untuk menekan penyebaran DBD. Selama ini yang kita tahu hanya fogging, itupun dilakukan pasca kasus atau setelah terjadinya kasus DBD. Fogging sendiri sejauh ini masih menjadi andalan untuk penanggulangan DBD. 

Menurut Sekda, fogging saja jelas tidak cukup. Fogging ini hanya sementara saja. Misalnya hari ini fogging, mungkin satu minggu selanjutnya nyamuk kembali menyebar.

Upaya antisipasi yang dilakukan mesti lebih variatif dan tepat sasaran seperti misalnya pembagian bubuk abate secara berkala kepada masyarakat dan pembagian kelambu. Yang tak kalah penting adalah meningkatkan pemahaman masyarakat untuk menjaga lingkungan. 

Kegiatan penyuluhan juga perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. "Selama ini saya lihat belum begitu diperhatikan, dan kita juga mengingatkan kepada unit-unit pelayanan medis di seluruh penjuru Bumi Lawang Kuari untuk menyiagakan peralatan penanganan pasien DBD seperti cairan infus dan obat-obatan," katanya. 

Infus dan obat-obatan di pustu atau puskesmas juga diperhatikan, jangan sampai kosong. Infus ini sangat penting untuk penanganan pasien DBD.

(Gan/N005)

 

Pewarta: Gansi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014