Pontianak  (Antara Kalbar) - PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (Bank Kalbar) bertekad terus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta memberi nilai tambah bagi masyarakat setempat tanpa mengurangi kualitas pelayanan.

"Bank Kalbar diamanatkan untuk menjadi pionir dan agen pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat. Sehingga Bank Kalbar selalu berusaha membuka jaringan kantor di daerah-daerah remote walaupun dalam analisa kami, pembukaan tersebut belum memberikan keuntungan dalam waktu singkat," kata Direktur Utama Bank Kalbar Sudirman HMY saat dihubungi di Pontianak, Senin.

Menurut dia, hal itu senada dengan visi dan misi Bank Kalbar dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kalbar dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mendukung pelaksanaan gaya hidup "Less Cash Society" yang dipropagandakan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

Sudirman menyampaikan filosofi yang dipegangnya dalam memimpin Bank Kalbar. "Enam nilai budaya dasar Bank Kalbar yakni jujur, disiplin, visioner, kerja sama, tanggung jawab dan peduli," ujar dia.

Ia melanjutkan, enam nilai tersebut terus dikembangkan dan sekaligus mengajak seluruh karyawan Bank Kalbar untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik.

"Karena kerja adalah amanah, tidak hanya mencari nafkah semata namun untuk kebahagiaan dunia akhirat. Kerja keras, ikhlas dan cerdas merupakan filosofi Bank Kalbar," katanya.
    Bank Kalbar pekan lalu mendapat penghargaan yang bergengsi yakni "Peringkat I untuk kategori BPD – Modal Inti kurang dari Rp10 triliun" dalam Anugerah Perbankan Indonesia 2014 (APBI 2014) yang berlangsung di Financial Hall – Graha Niaga, Jakarta, Selasa (18/11) sore.

Bank Kalbar diatas BPD NTT yang berada di peringkat II, disusul dengan BPD NTB yang berada di peringkat III dan BPD Sulut yang berada di peringkat IV.

Sudirman pun diminta secara khusus menjadi pembicara dalam sesi dialog panel bersama Guru Besar IPMI International Business School sekaligus Penasehat Juri APBI 2014 Prof. Roy Sembel, Ph.D.

Ia menjelaskan bagaimana Bank Kalbar tumbuh dan berkembang. Ajang tersebut merupakan kerja sama antara Perbanas Institute (Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat) dengan Graha Ideku Group (Economic Review, Business Review, Indonesia Review dan Woman Review).

Dewan Juri dalam seleksi pemenang dalam event tersebut diketuai oleh Rektor Perbanas Institute Marsudi W. Kisworo dengan beranggotakan dosen tetap Perbanas Institute, kalangan profesional, pengamat perbankan dan konsultan.

Menurut Rektor Perbanas Institute sekaligus Ketua Dewan Juri APBI 2014 Marsudi W Kisworo, aspek-aspek yang menjadi objek penilaian dalam event penghargaan tersebut tidak hanya berdasarkan kinerja keuangan suatu bank. Namun juga aspek-aspek lain seperti Good Corporate Governance, Risk Management, Human Capital, Marketing, Information Technology, Corporate Social Responsibility dan Corporate Communication juga menjadi faktor penentu penilaian.

"Penilaian yang dilakukan Perbanas Institute bersama-sama dengan Majalah Economic Review jauh lebih komprehensif dibandingkan Award-Award Perbankan lainnya. Penilaian tidak hanya berdasarkan dari sisi aset, pertumbuhan uang saja namun dari sisi pengelolaan, operasional dan tanggung jawab sosial suatu bank," tuturnya.

Marsudi menambahkan Tim Juri dalam APBI 2014 telah melakukan kerja keras dalam menyeleksi pemenang di mana proses penilaian dilakukan selama 3 (tiga) bulan lebih.

Dimulai dari pengumpulan dan analisa data yang diperoleh dari berbagai sumber data yang dipublikasikan dalam Annual Report, Website, Company Profile, Data dan Informasi Publik sampai dengan interview Direktur Utama.


Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014