Sintang (Antara Kalbar) – Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Darmadi membantah telah adanya pungutan liar (pungli) untuk pelaksanaan fogging di Desa Baning Panjang, Kecamatan Kelam Permai.

Ia menjelaskan masyarakat di sana menginginkan adanya fogging massal pada satu desa tersebut. Sementara pendanaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang hanya bisa melaksanakan fogging fokus. Sehingga ada ide kalau mau dilaksanakan fogging massal perlu kontribusi masyarakat. “Dalam arti minyaknya. Itupun belum dilaksanakan dan baru ide,” kilahnya.

Dikatakan dia, dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang sudah menyediakan dana untuk fogging fokus karena di sana ada tiga kasus DBD yang terjadi. Dia menegaskan Dinas Kesehatan tidak pernah menuntut masyarakat untuk membayar satu Rupiah pun. “Untuk fogging fokus di desa tersebut akan sudah disiapkan,” ujarnya.

Darmadi menyampaikan pihaknya sudah menanyakan langsung ke kepala Pukesmas di Desa Baning Panjang. Pihak Pukesmas di sana mengatakan tidak ada menarik pungutan dari masyarakat. Dia pun menjelaskan fogging tidak menyelesaikan masalah DBD. Contohnya di Kecamatan Sintang yang setiap hari kasusnya bertambah. Sebab tidak ada gerakan dari masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk.

Ia mengaku Dinas Kesehatan cukup kewalahan menangani DBD ini karena laporan pertanggungjawaban untuk pendanaannya sangat sulit sekali. Dikatakan dia, memang semua pendanaan sudah disediakan oleh Pemkab Sintang dengan adanya penambahan anggaran sebesar Rp600 juta.

Darmadi juga mengungkapkan saat ini DBD sudah merebak di 11 kecamatan dari 14 kecamatan di Kabupaten Sintang. “Tiga kecamatan yang belum ada kasus DBD yakni Serawai, Ambalau dan Ketungau Tengah,” ungkapnya.

Ia menyampaikan total kasus DBD sampai hari kemarin berjumlah 450 kasus dengan sembilan orang meninggal dunia. Jumlah ini sudah hampir sama dengan jumlah kasus lima tahun lalu. Bahkan jumlah korban meninggal dunia lebih tinggi dari kasus pada lima tahun lalu. “Kalau lima tahun lalu, kasus DBD telah menelan korban sebanyak delapan orang dengan 485 kasus,” tuturnya.

Dia memperkirakan jumlah kasus DBD tahun ini akan lebih besar dibanding jumlah kasus lima tahun lalu. Sebab diprediksi kasus DBD baru akan menurun sekitar Maret 2015 mendatang. “Tapi untuk pendanaan kami rasa cukup hingga Maret tahun depan,” katanya.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014