Sintang (Antara Kalbar) – Program Jalan-Karet-Tanaman, Pangan-Sekolah-Kesehatan atau biasa digembar-gemborkan Bupati Sintang, Milton Crosby sebagai program Jakarta Selatan dinilai gagal oleh masyarakat Masuka, SIntang.

Secara khuSUS untuk urusan infrastruktur jala, selama 9 tahun dipimpin Milton Crosby, banyak infrastruktur jalan kabupaten yang rusak. Bahkan sebagian jalan sudah mengalami kerusakan seperti bubur. Salah satu contoh kecil yakni Jalan Masuka Darat. Hingga kini, kerusakan Jalan Masuka Darat yang merupakan ruas jalan dalam Kota Sintang tidak pernah disentuh oleh Pemkab Sintang.

Masyarakat Masuka mengaku kecewa berat dengan Bupati Sintang. Hal itu disampaikan Ketua RT 07 Masuka, Ardianto. Dia mempertanyakan janji Bupati Sintang, Milton Crosby dan para anggota DPRD Sintang.

“Mana janjimu bupati dan para anggota dewan. Lihat jalan dalam kota banyak yang sudah seperti bubur,” tanyanya.

Ardianto  mengungkapkan kerusakan jalan yang sudah seperti bubur itu mengakibatkan banyak pengendara kendaraan roda dua jatuh. Dia menyesalkan selama hampir 10 tahun kepemimpinan Milton Crosby tidak ada perhatian terhadap Jalan Masuka. Padahal jalan Masuka merupakan jalan produktif yang setiap saat dilewati masyarakat.

Ia mengancam jika Pemkab Sintang tidak segera memperbaiki Jalan Masuka yang sejak 2006 tidak pernah diperhatikan itu, dirinya akan mengajak masyarakat Masuka untuk mogok membayar pajak. Menurutnya percuma masyarakat menunaikan kewajibannya membayar pajak sementara Pemkab Sintang tidak menunaikan kewajibannya memperbaiki jalan.

“Masyarakat selalu memenuhi kewajibannya membayar pajak. Sementara Pemkab Sintang mengabaikan kewajibannya membangun jalan,” sesalnya.

Dia juga mengancam jika aspirasi masyarakat Masuka tidak segera ditindaklanjuti oleh Pemkab Sintang dengan memperbaiki jalan tersebut. Masyarakat Masuka akan beramai-ramai mendatangi Kantor DPRD dan Kantor Bupati Sintang.  Dikatakannya, akibat tidak pernah diperhatikan oleh Pemkab Sintang, masyarakat Masuka pernah berswadaya memperbaiki jalan tersebut.

“Akibat jalan yang rusak, masyarakat sulit menjual hasil alamnya. Padahal di daerah hilir Masuka banyak terdapat hasil pertanian dan perkebunan. Tapi karena jalan rusak, biaya angkut menjadi mahal sehingga masyarakat tidak bisa menjual hasil bumi mereka,” kata dia.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014