Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung membeberkan sudah ada titik terang menuju perdamaian antara dua kubu yang berselisih di internal Partai Golkar, terkait penyelenggaraan Munas IX.
"Pertemuan saya sebelumnya dengan saudara Aburizal Bakrie (Jumat petang), saya katakan ada tanda-tanda atau titik terang untuk mencapai kesepakatan islah atau damai," kata Akbar Tandjung seusai melakukan rapat tertutup dengan kubu Agung Laksono di Kantor DPP Partai Golkar di Jakarta, Jumat malam.
Akbar mengatakan tanda-tanda atau titik terang itu adalah Aburizal Bakrie bersedia untuk melaksanakan Munas IX pada 2015, namun di luar bulan Januari, atau bulan yang selama ini disepakati kubu Agung Laksono.
Akbar mengatakan persoalan yang tersisa saat ini adalah tinggal menentukan bulan apa yang bisa disepakati kedua kubu untuk menyelenggarakan Munas IX pada 2015.
"Untuk itu, saya akan berbicara lagi dengan saudara Aburizal. Saya akan berupaya mendekatkan bulan Januari 2015 yang menjadi kesepakatan pak Agung dan kawan-kawan dengan bulan yang menjadi kesediaan pak Aburizal," katanya.
Akbar menekankan apabila kesepakatan penyelenggaraan munas 2015 tercapai, maka Agung Laksono dan kawan-kawan bersedia membubarkan Tim Penyelamat Partai Golkar.
Tetapi jika kesepakatan tidak tercapai, maka Aburizal beserta loyalisnya dikabarkan tetap menyelenggarakan Munas IX pada 30 November hingga 3 Desember 2014 di Bali, sedangkan kubu Agung Laksono menyelenggarakannya pada Januari 2015.
"Tugas kami (wantim) menjembatani, kalau tidak berhasil, kami tidak dalam posisi melarang. Kami hanya menjembatani, dengan harapan ada kesepakatan," ujar dia.
Sementara itu, Agung Laksono mengatakan kubunya tidak menginginkan ada perpecahan. Pihaknya menyetujui apabila memang bisa dicapai kesepakatan terkait waktu pelaksanaan yang tepat.
"Sebab, masih banyak yang harus disiapkan terkait munas, seperti kepanitiaan, aturan-aturan, tata-tertib, dan lain-lainnya," katanya.
Politikus Golkar Agun Gunandjar Sudarsa menekankan pembahasan pelaksanaan munas harus benar-benar diperhitungkan.
Menurut Agun, permasalahan bukan hanya soal waktu penyelenggaraan, namun juga terkait proses regenerasi kepemimpinan Golkar yang harus terwujud.
Pada Jumat, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung melakukan pertemuan dengan Aburizal Bakrie (Ical) di Wisma Bakrie, Jakarta, serta bertemu sesepuh Golkar BJ Habibie di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta, pada petang harinya.
Akbar kemudian melanjutkan kegiatannya dengan bertemu kubu Agung Laksono di Kantor DPP Golkar.
Seluruh pertemuan itu dilakukan dalam rangka mendamaikan perselisihan yang terjadi di internal Partai Golkar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Pertemuan saya sebelumnya dengan saudara Aburizal Bakrie (Jumat petang), saya katakan ada tanda-tanda atau titik terang untuk mencapai kesepakatan islah atau damai," kata Akbar Tandjung seusai melakukan rapat tertutup dengan kubu Agung Laksono di Kantor DPP Partai Golkar di Jakarta, Jumat malam.
Akbar mengatakan tanda-tanda atau titik terang itu adalah Aburizal Bakrie bersedia untuk melaksanakan Munas IX pada 2015, namun di luar bulan Januari, atau bulan yang selama ini disepakati kubu Agung Laksono.
Akbar mengatakan persoalan yang tersisa saat ini adalah tinggal menentukan bulan apa yang bisa disepakati kedua kubu untuk menyelenggarakan Munas IX pada 2015.
"Untuk itu, saya akan berbicara lagi dengan saudara Aburizal. Saya akan berupaya mendekatkan bulan Januari 2015 yang menjadi kesepakatan pak Agung dan kawan-kawan dengan bulan yang menjadi kesediaan pak Aburizal," katanya.
Akbar menekankan apabila kesepakatan penyelenggaraan munas 2015 tercapai, maka Agung Laksono dan kawan-kawan bersedia membubarkan Tim Penyelamat Partai Golkar.
Tetapi jika kesepakatan tidak tercapai, maka Aburizal beserta loyalisnya dikabarkan tetap menyelenggarakan Munas IX pada 30 November hingga 3 Desember 2014 di Bali, sedangkan kubu Agung Laksono menyelenggarakannya pada Januari 2015.
"Tugas kami (wantim) menjembatani, kalau tidak berhasil, kami tidak dalam posisi melarang. Kami hanya menjembatani, dengan harapan ada kesepakatan," ujar dia.
Sementara itu, Agung Laksono mengatakan kubunya tidak menginginkan ada perpecahan. Pihaknya menyetujui apabila memang bisa dicapai kesepakatan terkait waktu pelaksanaan yang tepat.
"Sebab, masih banyak yang harus disiapkan terkait munas, seperti kepanitiaan, aturan-aturan, tata-tertib, dan lain-lainnya," katanya.
Politikus Golkar Agun Gunandjar Sudarsa menekankan pembahasan pelaksanaan munas harus benar-benar diperhitungkan.
Menurut Agun, permasalahan bukan hanya soal waktu penyelenggaraan, namun juga terkait proses regenerasi kepemimpinan Golkar yang harus terwujud.
Pada Jumat, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung melakukan pertemuan dengan Aburizal Bakrie (Ical) di Wisma Bakrie, Jakarta, serta bertemu sesepuh Golkar BJ Habibie di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta, pada petang harinya.
Akbar kemudian melanjutkan kegiatannya dengan bertemu kubu Agung Laksono di Kantor DPP Golkar.
Seluruh pertemuan itu dilakukan dalam rangka mendamaikan perselisihan yang terjadi di internal Partai Golkar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014