Pontianak (Antara Kalbar) - Upacara peringatan HUT Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terhenti karena hujan deras yang mengguyur Kota Pontianak, Senin.

Gubernur Kalbar Cornelis selaku inspektur upacara saat itu tengah membaca sambutan memerintahkan agar peserta membubarkan diri karena kondisi alam yang tidak lagi memungkinkan.

Ribuan PNS berpakaian Korpri yang memadati halaman Kantor Gubernur Kalbar yang terletak di Jalan Akhmad Yani Pontianak itu pun akhirnya berhamburan mencari tempat berteduh.

Namun tak sedikit pula yang pakaiannya basah terkena hujan. Sebagian acara dilanjutkan di teras Kantor Gubernur Kalbar seperti penyerahan lencana Korpri Emas kepada sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah.

Kemudian, donor darah yang dipusatkan di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar. Selain itu, peringatan HUT Korpri tahun ini juga bersamaan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia yang bertepatan pada tanggal 1 Desember.

Sekretaris Korpri Provinsi Kalbar, Syarif Yusniarsyah mengatakan, kepala satuan kerja perangkat daerah yang menerima penghargaan berupa lencana Korpri Emas diantaranya yakni Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Syawal Bondoreso, Kepala Dinas Sosial Junaidi, Kepala Badan Diklat Junaidi, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sri Jumiadatin dan Asisten III Setda Kalbar Robert Nursanto.

Penghargaan diberikan atas kesetiaan, kejujuran, kecakapan dan kedisplinannya dalam melaksanakan tugas untuk membina PNS sehingga dapat dijadikan teladan bagi pembina PNS yang lain.

"Tim yang menilai dari Badan Pembinaan Jabatan dan Kepangkatan, lalu disetujui Dewan Pengurus Provinsi Korpri," ujar dia.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar Syawal Bondoreso mengucapkan terima kasih dan merasa bangga mendapat lencana tersebut. Syawal yang sudah 30 tahun menjadi PNS itu mengaku memiliki kesan paling menarik saat mengurus relokasi pengungsi kerusuhan sosial dari Kota Pontianak ke kabupaten sekitar.

"Enam bulan bekerja seolah tanpa henti karena harus menyiapkan infrastruktur di lokasi baru," ujar Syawal.

Sementara Sri Jumiadatin mengenang masa ketika ia harus bertugas ke daerah pelosok, tepatnya di Kecamatan Belitang, Kabupaten Sekadau. Ia ingat harus menempuh perjalanan panjang berhari-hari dari Pontianak menuju kecamatan yang dahulunya masuk dalam wilayah Kabupaten Sanggau itu.

"Dua hari perjalanan, karena sebagian harus menyusuri sungai," katanya. Terkadang ia menumpang pesawat misi untuk pulang ke Pontianak.

***1***

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014