Pontianak (Antara Kalbar) - Bank Indonesia akan mengujicoba teknologi tanam padi Hazton secara lebih luas di setiap provinsi di Pulau Kalimantan setelah sebelumnya berhasil di Kalimantan Barat.
"Nanti kami akan meminta rekan-rekan lain di Pulau Kalimantan untuk ikut menerapkan teknologi tanam padi Hazton," kata Koordinator Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Mahdi Mahmudi di Pontianak, Rabu.
Menurut dia, berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan beberapa lokasi di Kalbar, hasilnya sangat baik. "Minimal dua kali dari produksi biasa," kata dia.
Di Kalbar, Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalbar, mengembangkan program ketahanan pangan untuk meningkatkan produktivitas padi.
Hazton merupakan teknologi pola tanam padi yang memaksimalkan sifat fisiologis dari tanaman padi. Teknologi ini sesungguhnya terbilang sederhana dan tidak banyak mengubah kebiasaan petani. Cukup mengubah masa semaian dari 14 hari menjadi 30 hari dan menambah jumlah bibit yang ditanam dari sebelumnya 1-5 batang menjadi 20-30 batang.
Kerja sama tersebut menghasilkan beberapa lahan percontohan. Lokasi lahan percontohan dipersiapkan diantaranya dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Nekat Maju Desa Peniraman dengan luas lahan 25 hektare, dan Gapoktan Sukatani Desa Matang Segantar Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas dengan luas lahan 30 hektare.
Kemudian Gapoktan Satuna Raya Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak seluas 10 hektare, dan Gapoktan Usaha Baru Desa Sambora Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak seluas 6 hektare.
Bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk sosialisasi penerapan teknologi tanam Hazton, tapi juga penyediaan sarana produksi makro kepada anggotanya.
Selain Gapoktan tersebut, lahan percontohan telah dilaksanakan di Kelompok Tani Dare Nandung, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, dengan luas lahan lima hektare.
Hasil uji percontohan, mampu mencapai 8 ton sampai 8,5 ton per hektare, dibanding sebelumnya 4 ton sampai 4,5 ton.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Nanti kami akan meminta rekan-rekan lain di Pulau Kalimantan untuk ikut menerapkan teknologi tanam padi Hazton," kata Koordinator Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Mahdi Mahmudi di Pontianak, Rabu.
Menurut dia, berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan beberapa lokasi di Kalbar, hasilnya sangat baik. "Minimal dua kali dari produksi biasa," kata dia.
Di Kalbar, Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalbar, mengembangkan program ketahanan pangan untuk meningkatkan produktivitas padi.
Hazton merupakan teknologi pola tanam padi yang memaksimalkan sifat fisiologis dari tanaman padi. Teknologi ini sesungguhnya terbilang sederhana dan tidak banyak mengubah kebiasaan petani. Cukup mengubah masa semaian dari 14 hari menjadi 30 hari dan menambah jumlah bibit yang ditanam dari sebelumnya 1-5 batang menjadi 20-30 batang.
Kerja sama tersebut menghasilkan beberapa lahan percontohan. Lokasi lahan percontohan dipersiapkan diantaranya dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Nekat Maju Desa Peniraman dengan luas lahan 25 hektare, dan Gapoktan Sukatani Desa Matang Segantar Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas dengan luas lahan 30 hektare.
Kemudian Gapoktan Satuna Raya Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak seluas 10 hektare, dan Gapoktan Usaha Baru Desa Sambora Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak seluas 6 hektare.
Bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk sosialisasi penerapan teknologi tanam Hazton, tapi juga penyediaan sarana produksi makro kepada anggotanya.
Selain Gapoktan tersebut, lahan percontohan telah dilaksanakan di Kelompok Tani Dare Nandung, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, dengan luas lahan lima hektare.
Hasil uji percontohan, mampu mencapai 8 ton sampai 8,5 ton per hektare, dibanding sebelumnya 4 ton sampai 4,5 ton.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014