Pontianak (ANTARA) - Produktivitas padi varietas Nutri Zinc dengan teknologi Hazton yang dikembangkan di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, memuaskan para petani karena produktivitas mampu mencapai 9,6 ton per hektare.
“Hasil ubinan sangat memuaskan dari varietas Nutri Zinc dengan teknologi budi daya Hazton di Poktan Penangkar Padi, Desa Caongk dan Bilayu, Kabupaten Landak, mencapai 9,6 ton per hektare,” ujar Kepala UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Provinsi Kalimantan Barat, Anton Kamarrudin di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan satu rumpun padi yang dipanen mencapai 50-60 malai. Hal itu tentu menunjukkan produktivitas yang tinggi.
“Panen kali ini ada peningkatan produksi di atas 100 persen dari musim lalu. Jadi budi daya terus ada peningkatan karena perlakuan petani semakin baik dalam bercocok tanam tersebut,” jelas dia.
Ia mengatakan padi varietas Nutri Zinc relatif bandel dan tahan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
“Untuk varietas Nutri Zinc ini, Insya Allah segera ditanam lagi untuk penangkar sekitar 60 hektare. Dengan begitu varietas ini semakin ramai mengembangkannya,” kata dia.
Inpari IR Nutri Zinc memiliki kelebihan dibanding beberapa varietas lain dalam hal kandungan Zn.
Berdasarkan data deskripsi yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2019, bahwa kandungan Zn pada varietas tersebut sebesar 34,51 ppm. Sedangkan untuk varietas lain seperti Ciherang hanya memiliki kandungan 24,06 ppm.
Varietas ini juga tahan hama. Umur tanaman padi 115 hari dengan potensi produktivitas rata-rata mencapai 6,21 ton per hektare