Pontianak (Antara Kalbar) - Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat akan menggandeng tokoh adat dan masyarakat untuk memperluas penggunaan teknologi tanam padi Hazton di tingkat petani.
"Kami akan melibatkan tokoh adat dari kalangan Dayak, Melayu dan Tionghoa," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Dwi Suslamanto di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, di kalangan masyarakat adat tersebut, juga banyak terdapat petani di masing-masing wilayah. Ia berharap, nantinya pemahaman tentang teknologi Hazton itu akan diteruskan ke masyarakat adat.
Ia melanjutkan, tidak hanya kalangan adat, sosialisasi juga akan dilakukan ke TNI maupun Polri.
"Sehingga gerakan tanam padi menggunakan Hazton semakin meluas dan menyeluruh," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Hazairin menuturkan, saat ini teknologi Hazton sudah dilakukan di beberapa lokasi.
"Di Singkawang, Semparuk, dan Peniraman diantaranya," kata Hazairin.
Di Kalbar, Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalbar, mengembangkan program ketahanan pangan untuk meningkatkan produktivitas padi.
Hazton merupakan teknologi pola tanam padi yang memaksimalkan sifat fisiologis dari tanaman padi. Teknologi ini sesungguhnya terbilang sederhana dan tidak banyak mengubah kebiasaan petani. Cukup mengubah masa semaian dari 14 hari menjadi 30 hari dan menambah jumlah bibit yang ditanam dari sebelumnya 1-5 batang menjadi 20-30 batang.
Kerja sama tersebut menghasilkan beberapa lahan percontohan. Lokasi lahan percontohan dipersiapkan diantaranya dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Nekat Maju Desa Peniraman dengan luas lahan 25 hektare, dan Gapoktan Sukatani Desa Matang Segantar Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas dengan luas lahan 30 hektare.
Kemudian Gapoktan Satuna Raya Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak seluas 10 hektare, dan Gapoktan Usaha Baru Desa Sambora Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak seluas 6 hektare.
Bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk sosialisasi penerapan teknologi tanam Hazton, tapi juga penyediaan sarana produksi makro kepada anggotanya.
Selain Gapoktan tersebut, lahan percontohan telah dilaksanakan di Kelompok Tani Dare Nandung, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, dengan luas lahan lima hektare.
Hasil uji percontohan, mampu mencapai 8 ton sampai 8,5 ton per hektare, dibanding sebelumnya 4 ton sampai 4,5 ton. Bahkan ada yang tiga kali lipat menjadi 12 ton per hektare.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kami akan melibatkan tokoh adat dari kalangan Dayak, Melayu dan Tionghoa," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Dwi Suslamanto di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, di kalangan masyarakat adat tersebut, juga banyak terdapat petani di masing-masing wilayah. Ia berharap, nantinya pemahaman tentang teknologi Hazton itu akan diteruskan ke masyarakat adat.
Ia melanjutkan, tidak hanya kalangan adat, sosialisasi juga akan dilakukan ke TNI maupun Polri.
"Sehingga gerakan tanam padi menggunakan Hazton semakin meluas dan menyeluruh," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Hazairin menuturkan, saat ini teknologi Hazton sudah dilakukan di beberapa lokasi.
"Di Singkawang, Semparuk, dan Peniraman diantaranya," kata Hazairin.
Di Kalbar, Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalbar, mengembangkan program ketahanan pangan untuk meningkatkan produktivitas padi.
Hazton merupakan teknologi pola tanam padi yang memaksimalkan sifat fisiologis dari tanaman padi. Teknologi ini sesungguhnya terbilang sederhana dan tidak banyak mengubah kebiasaan petani. Cukup mengubah masa semaian dari 14 hari menjadi 30 hari dan menambah jumlah bibit yang ditanam dari sebelumnya 1-5 batang menjadi 20-30 batang.
Kerja sama tersebut menghasilkan beberapa lahan percontohan. Lokasi lahan percontohan dipersiapkan diantaranya dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Nekat Maju Desa Peniraman dengan luas lahan 25 hektare, dan Gapoktan Sukatani Desa Matang Segantar Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas dengan luas lahan 30 hektare.
Kemudian Gapoktan Satuna Raya Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak seluas 10 hektare, dan Gapoktan Usaha Baru Desa Sambora Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak seluas 6 hektare.
Bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk sosialisasi penerapan teknologi tanam Hazton, tapi juga penyediaan sarana produksi makro kepada anggotanya.
Selain Gapoktan tersebut, lahan percontohan telah dilaksanakan di Kelompok Tani Dare Nandung, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, dengan luas lahan lima hektare.
Hasil uji percontohan, mampu mencapai 8 ton sampai 8,5 ton per hektare, dibanding sebelumnya 4 ton sampai 4,5 ton. Bahkan ada yang tiga kali lipat menjadi 12 ton per hektare.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014