Jakarta (Antara Kalbar) - Penulis Asma Nadia mengemukakan tiga hal yang menentukan apakah sebuah buku berpeluang diadaptasi ke dalam layar lebar, yaitu judul, awal cerita dan akhir cerita menarik.

"Opening yang bertele-tele dan tidak menarik tentu tidak akan dilirik naskahnya (oleh rumah produksi)," kata Asma saat mempromosikan film "Assalamualaikum Beijing" di Jakarta, Sabtu.

Asma menganalogikan bab awal buku dengan adegan awal dalam film. Dia mengatakan penonton tidak akan beranjak dari layar bila suatu film berhasil menyajikan adegan yang menarik di awal, sama halnya dengan menulis buku.

Asma menambahkan tiga hal tersebut merupakan poin yang juga paling diperhatikan dalam menilai sebuah tulisan.

"Biasanya saat lomba penulisan, juri akan melihat dari judul, opening dan ending," ujar adik dari penulis Helvy Tiana Rosa.

Penulis yang telah menelurkan puluhan buku termasuk "Catatan Hati Seorang Istri" itu mengungkapkan dirinya kini mempertimbangkan peluang adaptasi film saat menciptakan karya baru.  
    
"Saat menulis saya memikirkan apakah akan menarik untuk difilmkan," kata penulis kelahiran 26 Maret 1972 itu.

Pemilik penerbitan Asma Nadia Publishing House itu beralasan film merupakan media yang dapat merangkul lebih banyak masyarakat.

Nilai-nilai sosial yang dimasukkannya dalam buku pun dapat tersampaikan lebih luas bila novelnya diadaptasi ke layar lebar.

Beberapa novel Asma Nadia yang telah difilmkan antara lain "Emak Ingin Naik Haji" dan "Rumah Tanpa Jendela", sementara novel "Assalamualaikum Beijing" akan ditayangkan pada akhir Desember 2014.

Tidak hanya dalam bentuk film, karya Asma Nadia pun diadaptasi menjadi sinetron, antara lain "Catatan Hati Seorang Istri" dan "Aisyah Putri The Series: Jilbab in Love".

(SDP-85/M.M. Astro)

Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014