Kapuas Hulu (ANTARA) - Warga Sungai Utik Desa Batu Lintang Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat optimis bisa masuk 10 besar dalam penilaian Tim juri Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024 dengan kearifan lokal, wisata alam dan budaya yang masih terjaga dan dilestarikan hingga saat ini.
"Kearifan lokal, adat dan budaya serta kelestarian alam sudah diwariskan para leluhur kepada kami generasi muda, bahkan kami sudah pernah mendapatkan penghargaan di tingkat nasional bahkan internasional," kata Tokoh Pemuda Sungai Utik Joni Vercelli Manehat, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Jum'at.
Joni mengatakan selain rumah betang sebagai cagar budaya, wisata alam dan adat istiadat serta budaya juga modal utama yang unik dimiliki Sungai Utik sebagai daya tarik wisatawan hingga mancanegara yang selalu berkunjung ke Sungai Utik.
Di Sungai Utik sudah juga sudah terbentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan memiliki 28 rumah tinggal atau homestay bagi wisatawan yang hendak berkunjung.
Joni menyebutkan pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin tumbuh, ditambah lagi dengan potensi kain tenun, kerajinan tangan serta hasil alam non kayu.
Ia sangat bersyukur saat ini Sungai Utik satu dari 50 desa wisata di seluruh Indonesia dan dari 6.016 desa wisata, Sungai Utik sedang mempersiapkan diri mengikuti penilaian Tim juri ADWI Tahun 2024.
"Kami sangat berharap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif datang langsung ke Sungai Utik untuk melihat keunikan alam dan budaya yang sudah kami lestarikan secara turun temurun," kata Joni.
Joni menuturkan semangat gotong royong seluruh masyarakat juga modal utama yang mengantarkan Sungai Utik sampai saat ini dikenal dunia.
Sebagai generasi muda, Joni juga mengaku sangat bangga atas semangat dan kerja keras masyarakat dan semua pihak serta dukungan pemerintah.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah daerah yang membantu mempersiapkan untuk penilaian ADWI dalam waktu dekat ini," ucapnya.
Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan masyarakat adat Desa Batu Lintang di Sungai Utik sudah sejak lama komitmen menjaga alam dan kelestarian adat serta budaya hingga masuk dalam 50 besar desa wisata di Indonesia.
"Sungai Utik sudah banyak penghargaan dari dalam dan luar negeri," ucapnya.
Fransiskus menyampaikan konsep pengembangan pariwisata di Sungai Utik mengedepankan kearifan lokal dengan pelestarian lingkungan.
Menurutnya, Desa Batu Lintang menjadi bukti bahwa adat dan budaya itu menarik dan harus terus dilestarikan yang memiliki nilai jual di mata dunia.
Ia mengajak generasi muda terus melestarikan adat dan budaya serta menjaga kelestarian alam.
"Kita masih menunggu kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang dikabarkan akan datang ke Sungai Utik, harapan kita Sungai Utik masuk 10 besar dalam penilaian ADWI 2024 dalam waktu dekat ini, tentu itu akan menjadi kebanggaan Kapuas Hulu," kata Fransiskus.