Singaraja, Bali (Antara Kalbar) - Umat Hindu di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, menggelar ritual "munjung" atau menghaturkan sesajen kepada anggota keluarga yang telah meninggal, namun belum menjalani prosesi Ngaben, sebagai rangkaian Hari Raya Galungan.

Pantauan Antara, Rabu, di beberapa "setra" atau kuburan desa di kota yang terletak di utara Pulau Dewata itu, sejumlah umat Hindu usai melaksanakan persembahyangan di sejumlah pura, memadati kuburan dengan membawa sesajen berupa buah dengan rangkaian bunga dan janur.

Mereka menghaturkan sesajen itu di atas gundukan pusara anggota keluarga yang telah lama meninggal namun hingga saat ini masih belum menjalani proses Ngaben atau upacara kremasi jenazah secara Hindu dengan ritual adat di Bali.

Tokoh Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng, Dewa Nyoman Suardana menjelaskan bahwa ritual munjung disebutkan di sejumlah lontar salah satunya Lontar Usana Dewa.

"Dalam lontar itu disebutkan bahwa ritual munjung merupakan persembahan dari keluarga yang masih hidup yang diberikan kepada anggota keluarga yang telah meninggal dan masih dikubur menyatu dengan Ibu Pertiwi. Ritual itu sebagai pengingat bahwa umat Hindu masih memiliki anggota keluarga yang belum diaben," kata Ketua Paruman Walaka (Cendekiawan) PHDI Buleleng itu.

Sesuai dengan keyakinan umat, munjung tersebut selain berupa sesajen, juga dapat berupa makanan yang dahulu merupakan kesukaan almarhum yang ditempatkan di atas pusara.

Hal itu, kata dia, juga sebagai bentuk penghormatan dan pengingat atas roh anggota keluarga yang telah tiada.

Ritual mendatangi kuburan dengan membawa sesajen merupakan ritual wajib dilaksanakan setiap hari-hari besar Hindu.

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014