Sungai Raya (Antara Kalbar) - Ratusan umat Hindu Kalimantan Barat
mengarak Ogoh-ogoh di sepanjang Jalan Adi Sucipto Kecamatan Sungai
Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, sebagai salah satu ritual keagamaan
jelang pelaksanaan hari raya Nyepi.
"Ogoh-ogoh ini merupakan karya seni, berupa patung dimana dalam
kebudayaan Hindu, yang menggambarkan kepribadian buruk dari manusia.
Dalam ajaranHindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan alam
semesta dan waktu yang tak terukur dan tak terbantahkan," kata Ketua
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Kalimantan Barat Pandita Putu
Dupa Bandem, di Sungai Raya, Jumat.
Dia menjelaskan, Ogoh-ogoh melambangkan sifat buruk dari manusia
seperti, rakus, tamak, iri, benci dan lain sebagainya. Karena
melambangkan keburukan manusia, maka Ogoh-ogoh tersebut harus diarak di
depan umum agar manusia sadar dan menjauhi sifat-sifat buruk tersebut.
"Kita harus menyadari sifat-sifat buruk dari Ogoh ogoh ini melekat
pada diri manusia. Makanya manusia harus mampu meredam sifat tersebut
untuk menjadi manusia yang lebih baik," tuturnya.
Putu Dupa Bandem mengatakan dalam perayaan Nyepi tahun ini, umat
Hindu Kalimantan Barat diharapkan bisa melakukan evaluasi diri agar
menjadi lebih baik. Yang tidak kalah penting, kata Putu Dupa Bandem,
masyarakat harus bisa meningkatkan toleransi antarsesama dan umat agama
lainnya.
Dia mencontohkan antara umat Hindu dan Muslim maupun dengan umat
agama lainnya yang ada di Kalimantan Barat selama ini bisa hidup
berdampingan dengan baik dan saling toleransi.
"Contohnya, disamping Pura Giripati Mukawarman ini ada masjid milik
umat Muslim yang hanya dipisahkan pagar. Ini menunjukkan keharmonisan
hidup beragama yang sangat baik dimana saat umat Muslim menggelar
ibadah, kita bisa menghargai mereka dan saat kita menggelar ritual,
masjid ini tidak menggunakan pengeras suara saat azan," tuturnya.
Putu Dupa Bandem menjelaskan dari toleransi itu jelas menunjukkan
keharmonisan antarumat beragama yang harus selalu dijaga ditengah hidup
bermasyarakat. Contoh lainnya, kata dia, disaat umat Hindu Kalbar
mengarak Ogoh ogoh yang menggunakan fasilitas umum, masyarakat dari umat
lainnya bisa menunjukkan toleransinya.
"Bahkan, umat agama lain ikut berbaur bersama kami, buktinya banyak
yang memfoto arakan Ogoh ogoh ini. Ini lah yang saya sebut tadi sebagai
bentuk toleransi yang sudah sangat baik terbangun selama ini dan kita
harapkan bisa terus terjaga di negara kita ini," katanya
Ratusan Umat Hindu Kalbar Mengarak Ogoh-ogoh
Sabtu, 21 Maret 2015 3:23 WIB