Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto menyarankan agar pihak pengelola Lapas Kelas IIA Pontianak membentuk koperasi khusus agar bisa menyediakan berbagai keperluan produksi dan pemasaran warga binaan.

"Lapas ini perlu karena posisinya strategis, dan untuk perkembangan usaha yang digeluti para warga binaan disini sangat bagus sekali karena pelakunya tidak kemana-kemana dan mereka fokus ditempat. Jadi lebih penyerapannya berbeda dengan program Inkubator Bisnis yang dilakukan di luar Lapas," katanya di Sungai Raya, Selasa.

Untuk itu, menurutnya, Lapas Kelas IIA Pontianak harus memiliki koperasi Lapas agar warga binaan bisa mensuplai kebutuhan produknya, dan koperasi itu nantinya bisa menjadi penyalur produk kerajinan dan makanan olahan dari warga binaan," tuturnya.

Dia berpendapatan jika koperasi untuk warga binaan di Lapas telah dibentuk, maka secara tidak langsung Bank akan datang untuk melihat kegiatan dan program yang dilakukan di lingkungan Lapas.

"Nantinya, bank-bank yang ada akan kita minta untuk `memback-up` sumber dananya, nantinya bank untuk melaksanakan pembayaran kepada pelaku usaha, alumni dan inkubator bisnis UMKM di Lapas," tuturnya.

Terpisah, salah satu warga binaan Lapas Kelas IIA Pontianak, Hendra mengatakan, selama ini, program-program yang dilakukan BI disana sudah cukup baik dan sangat berpotensi bagi memenuhi kebutuhan mereka di dalam Lapas. Program Inkubator Bisnis UMKM yang dilaksanakan disana juga memberikan ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan suatu sumber usaha.

"Menurut saya, kegiatan ini sangat bermanfaat, sehingga kita tidak jenuh kalau ada kegiatan dan bisa dikembangkan untuk dijadikan usaha. Seperti saat ini saya menjalani hukuman 4 tahun 3 bulan di dalam lapas, bisa saya manfaatkan terhadap kegiatan yang positif, seperti belajar berwirausaha," kata Hendra.

Sejauh ini dirinya telah menekuni kerajinan pembuatan tikar dari kayu jenis rimba, dalam sehari dirinya terus berinisiatif untuk bagaimana bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga pemesanan dan pemasaran bisa lebih ditingkatkan lagi yang dapat dijadikan sumber pendapatan. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014