Sintang (Antara Kalbar) -  RS, pelajar salah satu sekolah negeri di Kota Sintang yang baru berusia 16 tahun melakukan pencurian sepeda motor milik tetangganya belum lama ini.

Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Samsul Bakrie mengatakan pelajar tersebut merupakan pelaku pencurian motor yang ditangkap Tim Jatanras Polres Sintang pada 24 Desember lalu.

Sementara ayah sang pelajar saat dipertemukan hanya bisa menangis sambil menutup wajahnya setelah mengetahui putranya menjadi pelaku pencurian motor.

Pelaku yang ngekos di Komplek Griya Surya, BTN Cipta Mandiri, Jalan MT Haryono Sintang itu melakukan aksinya pada 23 Desember pukul 21.00 WIB.

Sementara yang menjadi korban pencurian merupakan tetangga pelaku. Jarak rumah korban dengan kost pelaku hanya berjarak sekitar 150 meter saja.

Saat diinterogasi Kasat Reskrim Polres Sintang, pelajar ini mengaku tidak memiliki niat untuk melakukan pencurian Motor Vision milik tetangganya itu.

Dia menceritakan, saat itu, ia hendak pulang ke kos setelah nongkrong  dengan teman-teman sekolahnya di warung depan komplek. RS yang pulang

dengan berjalan kaki itu melihat satu unit motor merk Vision yang terparkir di depan halaman rumah korban.

Pelajar yang berasal dari SP 1 Pandan ini mengaku ia memang sudah lama menginginkan motor Vision. Namun oleh orangtuanya dia hanya dibelikan motor Jupiter MX. Karena dipicu rasa ingin memiliki motor Vision inilah, akhirnya timbul keinginan RS untuk mengambil motor Vision milik tetangganya itu.

Setelah melihat keadaan sekitar yang dalam kondisi sepi. Akhirnya, RS mengendap-ngendap mendekati motor Vision tersebut. Dia kemudian mencabut beberapa kabel motor tersebut agar motor Vision yang tidak dikunci stang oleh pemiliknya itu dapat berjalan.

Setelah berhasil mencabut beberapa bagian kabel motor, RS pun langsung mendorong motor tersebut sampai ke kosnya. Sesampai di kos, pelajar ini kemudian membongkar beberapa bagian motor tersebut termasuk plat motor agar motor ini tidak dikenali oleh pemiliknya lagi.

RS mengaku ia tidak berencana menjual motor Vision hasil curiannya itu. Dia berencana akan menggunakan motor vision tersebut untuk dirinya sendiri setelah mengubah beberapa bagian motor tersebut. Namun naas, korban mengetahui bahwa yang mencuri motor Visionnya adalah RS sehingga korban langsung melaporkan ke Polres Sintang.

Mendapat laporan itu, tim Jatanras Polres Sintang langsung bergerak menangkap RS di kosnya. Sementara ayah pelaku sambil sesekali mengusap air matanya menuturkan putra keduanya itu memang pernah mengatakan menginginkan motor Vision sejak SMP Kelas I.

Pelajar ini, masih kata ayahnya tidak pernah meminta secara langsung jika menginginkan sesuatu. Putranya tersebut hanya sebatas menyampaikan tertarik dengan ini dan itu, termasuk saat menyampaikan dia tertarik dengan motor Vision. “Karena tidak bilang secara langsung, saya jadi tidak mengerti apa keinginan dia,” tutur ayah tiga anak ini.

Warga SP 1 Pandan ini menceritakan ibunya RS memang telah meninggal dunia. Setelah istrinya meninggal, ayah RS kemudian menikah lagi. Sehingga sejak masuk SMA, dia tinggal bersama abangnya yang membuka bengkel di BTN Cipta Mandiri tersebut. Namun lantaran sempat cekcok dengan Abangnya itu akhirnya RS memilih ngekos sendiri.

“Awalnya anak saya ini tinggal dengan abangnya, tapi karena dia malas dan tidak mau membantu abangnya akhirnya dia cekcok dengan abangnya kemudian dia memilih ngekos. Saya juga belum tahu dia ngekos dimana, hanya kata abangnya dia ngekos di belakang BTN Cipta Mandiri,” cerita ayah RS.

Ayah RS inipun mengaku pusing dengan kelakuan RS. Padahal menurut ayahnya, semua kebutuhan RS selama ini sudah dicukupi oleh dirinya maupun oleh abangnya. “Gak nyadar semua sudah dicukupi. Siapa yang gak pusing orangtua jika anaknya begini. Maunya apa dia ini? apa yang dipikirkannya? Masa depan atau masa sekarang? Motor, laptop sudah dibelikan. Bahkan sejak SMP sudah dibelikan motor Shogun. Sekarang dibelikan motor Jupiter MX juga masih kurang,” keluh ayah RS.

Ayahnya RS ini juga bercerita bahwa RS sangat malas bekerja. Dia sama sekali tidak mau membantu orangtuanya. RS juga tidak pernah mau belajar sehingga selama sekolah nilainya selalu jelek. “Saya tidak menuntut apa-apa! Saya hanya ingin nilainya bagus di sekolah,” katanya.

Pewarta: Faiz

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014