Sukadana (Antara Kalbar) - Cuaca yang kerap berubah dan mempengaruhi kondisi alam membuat nelayan di Kepulauan Karimata banyak yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap.
Kepala Desa Pelapis Kecamatan Kepulauan Karimata, Rosiharnadi mengatakan, secara umum penduduknya menempati pulau-pulau yang memudahkan mereka menangkap ikan. "Kondisi itulah menjadikan jumlah penduduk yang mendiami suatu pulau selalu berubah-ubah sesuai musim dan arah angin," kata dia.
Kabupaten Kayong Utara merupakan kabupaten dengan pulau terbanyak di Kalbar, yang tersebar mulai dari perbatasan Kabupaten Ketapang hingga perbatasan Laut Jawa dan Belitung Timur.
Dari 103 jumlah pulau yang ada, terdapat 18 pulau yang berpenghuni, termasuk pulau-pulau kecil yang sering didiami nelayan hanya beberapa bulan saja, kemudian kembali sepi saat musim berubah.
Para nelayan yang mendiami suatu pulau, pada musim angin dan ikan tertentu terkadang berjumlah hingga puluhan ratusan kepala keluarga.
Namun ketika musim berganti maka pulau tersebut akan kembali sepi karena penduduknya kembali berpindah ke sisi lain pulau yang aman dan banyak diperoleh ikan. Demikian sebaliknya.
Seperti yang terjadi di RT 9 Pulau Penebang Desa Pelapis Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara. Ketika musim ikan seperti saat ini, banyak nelayan yang berdiam di pulau tersebut.
Namun ketika arah angin serta musim ikan beralih, maka mereka akan pindah ke pulau lain karena jika mereka tetap memaksa untuk bertahan, terpaan angin yang lebih ganas akan mengancam keselamatan mereka dan rumah yang didiami.
Di RT ini, hanya didiami 11 kepala keluarga, yang sewaktu-waktu akan berkurang atau justru bertambah ketika musim berganti.
Selain Pulau Penebang, masih banyak pulau-pulau lain di Kayong Utara yang sama dengan kondisi di pulau ini. Seperti Pulau Serutu yang berbatasan dengan Laut Jawa, saat ini berpenduduk 100 kepala keluarga, Pulau Meledang dengan 24 kepala keluarga namun jumlah penduduknya akan dapat berubah sewaktu-waktu.
"Jika musim angin dari Timur, mereka akan berlindung ke sisi pulau bagian Barat, atau sebaliknya, bahkan bisa jadi beralih ke pulau lain," katanya.
Untuk kebutuhan sembilan bahan pokok dan menjual hasil tangkapan di Pulau Penebang, para nelayan akan mengirimnya ke pulau lain, yakni di Desa Dusun Besar Kecamatan Pulau Maya yang berjarak tiga jam perjalanan menggunakan kapal motor.
Demikian juga untuk fasilitas kesehatan dan pendidikan, di pulau-pulau yang penduduknya tidak pernah menetap itu sengaja tidak disediakan, dan masyarakat disanapun memakluminya.
Ketiadaan sekolah, para nelayan menyekolahkan anak mereka di Dusun Besar dengan sistem asrama kolektif atau menitipkan anaknya ke sesama nelayan yang benetap di Dusun Besar.
Sedangkan untuk kesehatan, masyarakat nelayan sesekali waktu mendapat pelayanan dari puskesmas apung milik Pemerintah Kabupaten Kayong Utara yang berkunjung satubulan sekali.
Namun jika kondisi darurat, nelayan terpaksa harus pergi ke Dusun Besar karena disana tersedia puskesmas pembantu atau ke Tanjung Satai yang sudah tersedia Puskesmas Rawat Inap dan itupun berada di pulau lain yang jaraknya cukup jauh.
Tidak hanya itu, di Pulau Serutu banyak nelayan yang justru memiliki dua identitas kependudukan, dimana mereka didata sebagai penduduk Belitung juga di Kayong Utara pun mereka juga terdata sebagai penduduk.
Namun mereka tidak memiliki KTP, karena ketiadaan waktu mereka untuk mengurus kartu identitas hingga ke ibu kota kabupaten baik Belitung maupun Kayong Utara.
Untuk nelayan di Serutu Mereka menangkap ikan di Pulau-pulau di sekitar pulau tersebut, dan saat menjual maupun berbelanja, mereka berlayar ke Belitung yang jaraknya relatif lebih dekat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Kepala Desa Pelapis Kecamatan Kepulauan Karimata, Rosiharnadi mengatakan, secara umum penduduknya menempati pulau-pulau yang memudahkan mereka menangkap ikan. "Kondisi itulah menjadikan jumlah penduduk yang mendiami suatu pulau selalu berubah-ubah sesuai musim dan arah angin," kata dia.
Kabupaten Kayong Utara merupakan kabupaten dengan pulau terbanyak di Kalbar, yang tersebar mulai dari perbatasan Kabupaten Ketapang hingga perbatasan Laut Jawa dan Belitung Timur.
Dari 103 jumlah pulau yang ada, terdapat 18 pulau yang berpenghuni, termasuk pulau-pulau kecil yang sering didiami nelayan hanya beberapa bulan saja, kemudian kembali sepi saat musim berubah.
Para nelayan yang mendiami suatu pulau, pada musim angin dan ikan tertentu terkadang berjumlah hingga puluhan ratusan kepala keluarga.
Namun ketika musim berganti maka pulau tersebut akan kembali sepi karena penduduknya kembali berpindah ke sisi lain pulau yang aman dan banyak diperoleh ikan. Demikian sebaliknya.
Seperti yang terjadi di RT 9 Pulau Penebang Desa Pelapis Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara. Ketika musim ikan seperti saat ini, banyak nelayan yang berdiam di pulau tersebut.
Namun ketika arah angin serta musim ikan beralih, maka mereka akan pindah ke pulau lain karena jika mereka tetap memaksa untuk bertahan, terpaan angin yang lebih ganas akan mengancam keselamatan mereka dan rumah yang didiami.
Di RT ini, hanya didiami 11 kepala keluarga, yang sewaktu-waktu akan berkurang atau justru bertambah ketika musim berganti.
Selain Pulau Penebang, masih banyak pulau-pulau lain di Kayong Utara yang sama dengan kondisi di pulau ini. Seperti Pulau Serutu yang berbatasan dengan Laut Jawa, saat ini berpenduduk 100 kepala keluarga, Pulau Meledang dengan 24 kepala keluarga namun jumlah penduduknya akan dapat berubah sewaktu-waktu.
"Jika musim angin dari Timur, mereka akan berlindung ke sisi pulau bagian Barat, atau sebaliknya, bahkan bisa jadi beralih ke pulau lain," katanya.
Untuk kebutuhan sembilan bahan pokok dan menjual hasil tangkapan di Pulau Penebang, para nelayan akan mengirimnya ke pulau lain, yakni di Desa Dusun Besar Kecamatan Pulau Maya yang berjarak tiga jam perjalanan menggunakan kapal motor.
Demikian juga untuk fasilitas kesehatan dan pendidikan, di pulau-pulau yang penduduknya tidak pernah menetap itu sengaja tidak disediakan, dan masyarakat disanapun memakluminya.
Ketiadaan sekolah, para nelayan menyekolahkan anak mereka di Dusun Besar dengan sistem asrama kolektif atau menitipkan anaknya ke sesama nelayan yang benetap di Dusun Besar.
Sedangkan untuk kesehatan, masyarakat nelayan sesekali waktu mendapat pelayanan dari puskesmas apung milik Pemerintah Kabupaten Kayong Utara yang berkunjung satubulan sekali.
Namun jika kondisi darurat, nelayan terpaksa harus pergi ke Dusun Besar karena disana tersedia puskesmas pembantu atau ke Tanjung Satai yang sudah tersedia Puskesmas Rawat Inap dan itupun berada di pulau lain yang jaraknya cukup jauh.
Tidak hanya itu, di Pulau Serutu banyak nelayan yang justru memiliki dua identitas kependudukan, dimana mereka didata sebagai penduduk Belitung juga di Kayong Utara pun mereka juga terdata sebagai penduduk.
Namun mereka tidak memiliki KTP, karena ketiadaan waktu mereka untuk mengurus kartu identitas hingga ke ibu kota kabupaten baik Belitung maupun Kayong Utara.
Untuk nelayan di Serutu Mereka menangkap ikan di Pulau-pulau di sekitar pulau tersebut, dan saat menjual maupun berbelanja, mereka berlayar ke Belitung yang jaraknya relatif lebih dekat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015