Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat meminta tambahan vaksin ke Kementerian Kesehatan untuk mengatasi wabah rabies yang menyebar di wilayah perbatasan dengan Kalimantan Tengah.

"Kalbar minta tambahan 600 vaksin. Sebelumnya sudah ada 800 vaksin yang diterima," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Andy Jap di Pontianak, Senin.

Sedangkan untuk serum, pihaknya juga meminta 40 buah guna mencegah meluasnya rabies tersebut.

Ia mengakui sejak lima tahun terakhir di Kalbar tidak tercatat adanya kasus rabies. "Tapi sekarang di beberapa daerah, sudah tercatat bahkan adanya korban tewas," ujar dia.

Ia memperkirakan vaksin tersebut akan tiba di Pontianak pada minggu ini dan akan langsung disebar ke daerah tertular, seperti Kabupaten Ketapang, Sintang dan Melawi.

"Bahkan infonya Kabupaten Kapuas Hulu sudah ada yang digigit," kata dia.

Ia mengartakan vaksin tersebut akan diberikan kepada korban gigitan untuk mencegah menjadi rabies.

Ia mengakui tingkat kematian dalam kasus rabies sangat tinggi. "Berkisar 90 persen angka kematiannya. Tapi itu kalau hewan pembawa positif rabies," kata Andy Jap.

Sedangkan dampak dari gigitan yang positif mengandung rabies cukup lama sekitar dua minggu. Salah satu cara untuk mengetahuinya dengan membiarkan kondisi anjing yang mengigit korban.

"Jangan langsung dibunuh, tapi dibiarkan selama dua minggu sambil terus diberi makan. Kalau anjing tersebut akhirnya mati, berarti kemungkinan besar mengidap rabies," kata Andy Jap.

Ia menyarankan bagi korban gigitan untuk segera mencuci bekas gigitan dengan air mengalir dan diberi sabun. "Dan itu harus dilakukan setelah digigit," kata dia.

Kemudian, korban harus langsung dibawa ke pusat layanan kesehatan secepatnya untuk ditangani lebih lanjut.

Komisi Penanggulangan Zoonosis mencatat 12 orang tewas di Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun waktu dari September hingga Desember 2014 akibat gigitan anjing yang diduga mengidap rabies.

"Sehingga perlu kewaspadaan semua pihak agar penyakit ini tidak terus meluas," kata Wakil Ketua II Komisi Penanggulangan Zoonosis Provinsi Kalbar, Abdul Manaf Mustafa.

Ia menuturkan bahwa untuk mencegah agar wabah tidak meluas, Gubernur Kalbar Cornelis telah memerintahkan kepala daerah menutup wilayah yang tertular dari lalu lintas hewan pembawa rabies.

"Akses yang semakin mudah, serta perbatasan yang kini tidak ada batas alam karena pembukaan perkebunan kelapa sawit, membuat anjing dari Kalteng mudah masuk ke Kalbar, dan ini tidak terdeteksi," ujar dia.

Kondisi itu membuat korban tinggal di kecamatan atau desa yang berbatasan dengan Kalteng. Di Kabupaten Ketapang ada Kecamatan Tumbang Titi, Nanga Tayap, Manis Mata dan Jelai Hulu. Di Kabupaten Melawi seperti Kecamatan Sayan, Tanah Pinoh.



(T.T011/B/F002/F002) 19-01-2015 17:29:28

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015