Padang (Antara Kalbar) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meminta kepada seluruh jajaran pendidik di Tanah Air   menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi siswa.

"Sekolah harus diubah menjadi tempat yang menyenangkan dimana kalau siswa ke sekolah pasti ingin kembali bukan ingin segera pulang," kata Anies di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu.

Ia menyampaikan hal itu pada acara Konferensi Kerja Nasional II  Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2015 diikuti sekitar 521 peserta dari seluruh Tanah Air yang juga dihadiri Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Anies mengatakan belajar dari filosofi yang digagas bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara, menamakan lembaga pendidikannya taman yaitu tempat yang penuh kebahagian dan menyenangkan karena anak butuh bermain.  
    
"Jangan jadikan sekolah tempat yang kalau pagi hari membuat siswa menjadi stres dan takut, buat suasananya seperti taman, semua anak pasti senang pergi ke taman," kata dia.

Anies menegaskan pendidikan di Indonesia harus adiktif atau membuat anak ketagihan ingin kembali untuk belajar.

Ia mengatakan membuat sekolah menjadi tempat yang menyenangkan harus menjadi visi seluruh jajaran pendidik di Tanah Air.

"Kita akan senang kalau anak mengatakan semoga besok cepat datang agar bisa ke sekolah, bukan berkata semoga besok sekolah tidak ada", kata dia.

Tapi ia mengingatkan untuk mengubah itu harus dijalani dengan kesabaran dan jangan berharap hasilnya akan dapat dilihat langsung.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistiyo mengatakan  Indonesia membutuhkan cetak biru atau kerangka kerja detail  pendidikan sebagai acuan dan pedoman mewujudkan cita-cita bangsa.

"Presiden Joko Widodo telah mencanangkan revolusi mental, pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk mencapainya, karena itu perlu ada cetak biru," kata dia.

Ia melihat, ada sejumlah persoalan bangsa yang perlu menjadi perhatian yaitu penerapan revolusi mental, krisis kepribadian, merosotnya wibawa negara, penegakan hukum serta kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Oleh sebab itu perlu ada sikap dan kebijakan yang tepat dari pemerintah dalam mengelola pendidikan dan guru yang disusun dalam cetak biru," ujar dia.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015