Pontianak (Antara Kalbar) - Laju inflasi Januari di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, sebesar 1,19 persen, dengan indeks harga konsumen sebesar 123,67, kata Kepala BPS Kalbar Badar.
"Laju inflasi sebesar 1,19 persen tersebut dipicu kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran dan penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran," kata Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.
Badar menjelaskan keenam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks tersebut, yakni kelompok bahan makanan naik sebesar 6,69 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,37 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,51 persen; sandang 0,41 persen; kesehatan 0,44 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,15 persen.
"Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 6,05 persen," ungkap Badar.
Menurut dia beberapa komoditas yang mengalami kenaikan sepanjang Januari 2015, diantaranya kangkung, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, jeruk, telur ayam ras, sawi hijau, nasi dengan lauk, ikan kembung, batako, dan ayam.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, yakni premium, angkutan udara, tempe, solar, cabai merah, ikan kaleng, sotong, sabun detergen, ikan asing bulu ayam, kembang kol, dan ikan singapur.
Untuk tingkat inflasi tahun kalender Januari 2015 sebesar 1,19 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun, Januari 2014 terhadap Januari 2015 sebesar 10,64 persen. Sedangkan inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2013 dan 2014 masing-masing 0,01 persen, dan 0,04 persen, Januari 2012 terhadap Januari 2013, dan Januari 2014 terhadap Januari 2013 masing-masing sebesar 5,63 persen, dan 8,71 persen.
Badar menambahkan, dari 82 kota di seluruh Indonesia, tercatat sebanyak 31 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Ambon sebesar 2,37 persen, dan terendah di Malang 0,04 persen, dan deflasi tertinggi di Kota Padang minus 1,98 persen, dan terendah di Bandung minus sebesar 0,05 persen.
Kemudian, perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan, yakni semua kota mengalami inflasi, inflasi tertinggi di Kota Balikpapan sebesar 1,69 persen, dan terendah di Kota Banjarmasin sebesar 0,16 persen, kata Badar.
(U.A057/B/N005/N005) 02-02-2015 15:15:37
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Laju inflasi sebesar 1,19 persen tersebut dipicu kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran dan penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran," kata Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.
Badar menjelaskan keenam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks tersebut, yakni kelompok bahan makanan naik sebesar 6,69 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,37 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,51 persen; sandang 0,41 persen; kesehatan 0,44 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,15 persen.
"Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 6,05 persen," ungkap Badar.
Menurut dia beberapa komoditas yang mengalami kenaikan sepanjang Januari 2015, diantaranya kangkung, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, jeruk, telur ayam ras, sawi hijau, nasi dengan lauk, ikan kembung, batako, dan ayam.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, yakni premium, angkutan udara, tempe, solar, cabai merah, ikan kaleng, sotong, sabun detergen, ikan asing bulu ayam, kembang kol, dan ikan singapur.
Untuk tingkat inflasi tahun kalender Januari 2015 sebesar 1,19 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun, Januari 2014 terhadap Januari 2015 sebesar 10,64 persen. Sedangkan inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2013 dan 2014 masing-masing 0,01 persen, dan 0,04 persen, Januari 2012 terhadap Januari 2013, dan Januari 2014 terhadap Januari 2013 masing-masing sebesar 5,63 persen, dan 8,71 persen.
Badar menambahkan, dari 82 kota di seluruh Indonesia, tercatat sebanyak 31 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Ambon sebesar 2,37 persen, dan terendah di Malang 0,04 persen, dan deflasi tertinggi di Kota Padang minus 1,98 persen, dan terendah di Bandung minus sebesar 0,05 persen.
Kemudian, perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan, yakni semua kota mengalami inflasi, inflasi tertinggi di Kota Balikpapan sebesar 1,69 persen, dan terendah di Kota Banjarmasin sebesar 0,16 persen, kata Badar.
(U.A057/B/N005/N005) 02-02-2015 15:15:37
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015