Beijing (Antara Kalbar/AFP) - Pemerintah Tiongkok terus menambah alokasi untuk anggaran pertahanan guna memperkuat militer dengan kisaran kenaikan 10 persen pada tahun 2015.

    Juru bicara parlemen Tiongkok, Fu Ying menuturkan, sekarang saya dapat mengungkapkan bahwa usulan belanja pertahanan pada 2015 akan naik sekitar 10 persen.

         Kenaikan itu sejalan dengan belanja keseluruhan pemerintah pusat, tambah Fu.

         Beijing pada beberapa tahun terakhir memang terus menaikkan belanja pertahanan pada level dua digit untuk menunjukkan ambisi militer yang besar. Jumlah pasti anggaran militer akan diumumkan pada Kamis.

         Alokasi belanja yang besar untuk Tentara Pembebasan Rakyat itu akan menjadi salah satu senjata, selain kekuatan ekonomi, untuk menyelesaikan persoalan sengketa wilayah dengan sejumlah negara lain seperti, Jepang, Korea Selatan, dan Filipina.

         Pada tahun lalu, laporan anggaran belanja yang disiapkan untuk Kongres Rakyat Nasional (NPC) menunjukkan bahwa alokasi pertahanan naik 12,2 persen. Lonjakan itu sempat membuat Washington dan negara-negara Asia Timur waspada.

         Secara berturut-turut, belanja militer Tiongkok pada 2013 naik 10,7 persen, kemudian 11,2 persen pada 2012, dan terakhir 12,7 persen pada tahun sebelumnya.

         Sejumlah analis mengatakan bahwa belanja militer Tiongkok pada kenyataannya jauh lebih besar dibandingkan dengan yang tertulis. Pentagon di Amerika Serikat sendiri memperkirakan bahwa Tiongkok telah menghabiskan sekitar 135 milyar sampai 215 milyar dolar AS pada 2012.

         Di sisi lain, Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok selalu bersikeras bahwa kekuatan militer di negaranya--yang merupakan terbesar di dunia--sepenuhnya ditujukan untuk menciptakan perdamaian dan bukan sebagai senjata dalam sengketa wilayah dengan sejumlah negara tetangga di Laut Tiongkok Selatan dan Timur.

         Beijing juga berargumen bahwa naiknya belanja militer adalah keniscayaan agar penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara Eropa pada abad 19 tidak terulang.

         "Pelajaran dari sejarah kami menunjukkan bahwa mereka yang tertinggal akan selalu dijajah. Ini adalah hal yang tidak pernah kami lupakan," kata Fu.

         "Negara kami akan memodernisasi diri dan salah sektor yang penting dari proses itu adalah modernisasi militer. Tentu saja proses itu membutuhkan pembiayaan yang besar," kata dia.


Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015