Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Kalbar Dr Drs MZ Hamdy Asovie, MTM mengatakan, Pemprov Kalbar kedepan kemungkinan besar akan menggandeng pihak swasta untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi di provinsi itu dengan memanfaatkan energi terbarukan.

"Kita jelas sangat berharap semoga krisis listrik baik secara nasional maupun lokal Kalbar beberapa tahun terakhir, yang telah terjadi akibat adanya kekurangan pasokan tenaga listrik dibandingkan dengan permintaan dapat segera terjawab. Untuk itu, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia tidak hanya dapat dilakukan oleh Pemerintah lewat BUMN saja, tapi juga adanya peran aktif swasta," kata M Zeet usai mengikuti Seminar Nasional tentang Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan di Jakarta, Senin.

Mewakili Pemprov Kalbar, M Zeet mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi terhadap seminar yang dilaksanakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Dia menyatakan, melalui seminar itu diharapkan ada sinkronisasi dan sinergi dari berbagai pihak yang terlibat dalam mendukung keberhasilan pembangunan ketenagalistrikan di Indonesia secara umum dan khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

"Pekerjaan ini begitu besar, mari PLN dan para pelaku usaha bergandeng tangan untuk masyarakat, komitmen dan kerja keras sangat menentukan keberhasilan program besar ini. Pemerintah Kalbar di bawah kepemimpinan Gubernur Cornelis siap memfasilitasinya," ujarnya.

Dia menambahkan, Pemprov Kalbar akan meminta PLN wilayah Kalbar dan SKPD terkait segera mengagendakan pertemuan dan selanjut melaporkan kepada Gubernur tentang potensi dan program percepatan pemenuhan energi baru dan terbarukan di Kalbar.

"Bagi PLN Wilayah Kalbar dan SKPD terkait segera jadwalkan pertemuan membahas bagaimana kondisi dan permasalahan ketenagalistrikan yang ada, serta siapkan pemetaan potensi energi baru dan terbarukan di Kalbar. Jika sudah, segera melapor kepada Gubernur," tuturnya.

Dalam seminar tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, listrik merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus tersedia dalam rangka mendukung aktivitas manusia tak terkecuali untuk Indonesia, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi per tahun 5,7 hingga 6 persen dibutuhkan pertumbuhan tenaga listrik sebesar 7,5 hingga 8 persen.

"Pemerintah telah menargetkan akan menambahkan kapasitas listrik sebesar 35.000 MW dalam lima tahun ke depan. Kendala yang dihadapi terkait kelistrikan adalah pemenuhan kebutuhan listrik yang masih didominasi oleh peran PT PLN (Persero) maupun Pemerintah Pusat dimana keterlibatan swasta dirasakan masih sangat kurang," katanya.

Sudirman Said menambahkan, pembangunan tenaga listrik seperti yang ditargetkan pemerintah sebesar 35.000 MW merupakan kebutuhan sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi kita yang mendekati 6 persen per tahun.

"Teorinya adalah, untuk memenuhi target tersebut maka dibutuhkan pertumbuhan tenaga listrik sebesar 1,5 persen di atasnya atau sekitar 7,5-8 persen per tahun dan keterlibatan swasta maupun Pemerintah Daerah dirasakan masih sangat kurang," katanya. 

(KR-RDO/F003)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015