Pontianak  (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Barat (Kalbar), Dwi Suslamanto mengatakan pemerintah setempat perlu membenahi infrastruktur dan meningkatkan ketersediaan tenaga listrik untuk mempercepat masuknya investasi dan pengendalian inflasi daerah.

"Dua hal ini menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam mempercepat pertumbuhan investasi di Kalbar karena dengan semakin tumbuhnya investasi maka lapangan pekerjaan baru akan cepat terbuka dan meningkatkan daya beli masyarakat," kata Dwi di Pontianak, Senin.

Dia mengungkapkan masih minimnya infrastruktur yang ada di Kalbar menyulitkan akses transportasi masyarakat dan distribusi barang ke daerah. Hal itu yang mengakibatkan biaya logistik di Kalbar masih cukup tinggi.

Kondisi itu semakin diperparah dengan minimnya pasokan listrik yang ada di Kalbar yang mengakibatkan investasi sulit masuk.

"Saya pernah bertemu dengan beberapa investor yang berniat investasi di Kalbar. Namun, saat mereka mengetahui ketersediaan listrik di Kalbar masih minim, mereka lalu enggan berinvestasi karena listrik memegang peranan penting dalam perkembangan suatu usaha," tuturnya.

Terkait dengan inflasi, lanjutnya, berdasarkan proyeksi inflasi Kalbar Triwulan II pada tahun 2015 ini, mencapai 4,5 persen plus minus satu persen. Bahkan, inflasi pada Februari 2015 mencapai 0,43 persen menyebabkan Kota Pontianak berada di posisi empat tingkat nasional.

Meski begitu, tingkat inflasi tersebut dinilai jauh lebih baik jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya (2010-2014) di mana rata-rata inflasi Februari bisa mencapai 1,38 persen.

"Secara akumulasi, inflasi Januari dan Februari 2015 mencapai 1,62 persen. Nilai inflasi tersebut lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 lalu di mana inflasi mencapai 8,16 persen.

"Inflasi cenderung kepada ekspetasi karena keberadaan kegiatan Imlek yang diikuti dengan kenaikan harga tiket angkutan udara, otomatis kebutuhan-kebutuhan lain secara ekspetasi pedagang dan konsumen meningkat," katanya.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya mengatakan perekonomian di Kalbar pada tahun 2014 sedikit mengalami perlambatan jika dibanding tahun 2013, dimana pada tahun 2013 perekonomian Kalbar tumbuh sebesar 6,08 persen dan tahun 2014 tumbuh sebesar 5,02 persen.

Hal yang sama juga terjadi pada perekonomian nasional yaitu pada tahun 2013 perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,8 persen dan tahun 2014 tumbuh sebesar 5,02 persen. Terjadi pelambatan pertumbuhan perekonomian tersebut tentu perlu diantisipasi.

Memperhatikan kondisi ekonomi yang ada, ia melihat bahwa ke depan masih dihadapkan pada kondisi yang cukup sulit, mengingat akhir tahun 2015 akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Menghadapi kondisi tersebut saya minta kepada pemerintah kabupaten/kota untuk mengelola dan memberdayakan potensi ekonomi yang ada di daerahnya masing-masing," katanya.

Terkait dengan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok, dia meminta kepada seluruh kepala daerah di Kalbar agar ikut mendorong pengembangan dan peningkatan produksi bahan kebutuhan pokok.

"Kalbar memiliki lahan yang luas dan diharapkan sumber daya alam yang ada dapat dikelola dengan baik oleh setiap daerah dalam rangka memunuhi kebutuhan daerah masing-masing," tuturnya.


Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015