Jakarta (Antara Kalbar) - Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Agustin Kusumawati meminta masyarakat berhati-hati memilih ayam negeri untuk konsumsi anak-anak karena berpotensi mengandung hormon pertumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan seksual mereka.

"Hormon pertumbuhan yang diberikan peternak untuk ayam negeri itu dapat memicu gangguan pertumbuhan seksual pada anak-anak," kata Agustin seusai Diskusi Keamanan Pangan di Kementerian Kesehatan, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu.

Gangguan pertumbuhan itu cukup merugikan khususnya bagi anak-anak terutama anak lelaki seperti ukuran penis kecil atau tidak normal dalam usianya.

"Misalkan saat sunat, dokter akan melihat apakah ukuran kemaluan anak lelaki itu sesuai dengan umurnya. Dan jika tidak biasanya dokter akan menyarankan orang tuanya agar mengurangi konsumsi ayam negeri bagi anaknya," katanya.

Kelainan pertumbuhan akibat mengonsumsi ayam ras untuk anak perempuan juga dapat terjadi ditandai dengan cepatnya anak masuk fase menstruasi. Kendati kasus itu tidak terjadi hanya disebabkan karena mengonsumsi ayam ras tapi Agustin tetap meminta masyarakat tetap berhati-hati.

Menurut dia, hormon pertumbuhan dulunya sering digunakan peternak untuk menggemukkan ayam negeri. Tetapi belakangan sudah mulai dilarang meski masih ada praktik penggunaan hormon pertumbuhan tersebut.

Dekan FKM UI itu mengatakan sangat sulit untuk membedakan antara ayam negeri normal dengan yang mengandung hormon pertumbuhan.

"Amannya, pilih saja ayam kampung karena relatif lebih sehat bagi anak," katanya.

Untuk itu, dia meminta masyarakat agar lebih selektif dalam memilih bahan makanan untuk keluarga.

"Keamanan pangan itu dimulai dari unit terkecil. Makanan aman harus dimulai dari kita. Kita harus pilih dan olah sendiri. Sekarang masyarakat banyak yang kurang beruntung."
    
"Bagaimanapun ada makanan dengan harga terjangkau dan aman. Kalau bisa makanan itu diolah sendiri karena makanan olahan yang ada di pasar itu prosesnya kadang kita kurang tahu dan bisa jadi tidak aman," kata dia.  

(A061/T. Susilo)

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015