Jakarta (Antara Kalbar) - TNI Angkatan Udara menyatakan akan mengkaji dan mengevaluasi setiap hibah pesawat dari negara lain setelah satu pesawat F-16 hibah terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.
"Ini akan kita evaluasi (setiap hibah pesawat). Ini merupakan pengalaman baru. Saya penerbang F-16 sejak tahun 1990-an, dan ini insiden yang baru terjadi," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Ia berharap selanjutnya TNI Angkatan Udara bisa memiliki pesawat-pesawat baru yang bukan dari hibah negara lain.
Agus menjelaskan pesawat F-16 yang terbakar di Halim Perdanakusuma adalah pesawat hibah dari Amerika Serikat yang baru datang.
"Pesawat itu sedang take off, kemudian terjadi kebakaran mesin. Penerbang langsung laksanakan eject (keluar) dari pesawat karena mesin terbakar," katanya.
"Alhamdulillah karena landasan pacu masih cukup sehingga pesawat itu bisa berhenti walaupun kondisi bahan bakar masih banyak," katanya serta menambahkan pilot sudah dibawa ke rumah sakit dan dalam kondisi sadar.
Agus selanjutnya akan mengecek pesawat yang terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma dan melihat pilotnya.
Ia menambahkan, terbakarnya pesawat F-16 yang sedianya akan digunakan untuk mendukung pengamanan Konferensi Asia Afrika itu tidak akan mengganggu upaya pengamanan secara keseluruhan.
"Masih ada pesawat F-16 yang lain dan pesawat Sukhoi yang akan melakukan flying pass untuk pengamanan KAA," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015